Medan | Elindonews.my.id
Debat publik terakhir Calon Gubernur/Wakil Gubernur Sumatera Utara atau Cagub/Cawagubsu yang dilaksanakan, Tiara Convention Hall, Jalan Imam Bonjol Medan, Rabu (13/11/2024) malam.
Sebagai tema "Sinergitas Kebijakan Pembangunan Daerah dalam Rangka Memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)", debat dihadiri kedua Pasangan Calon (Paslon) Gubernur/Wakil Gubernur Sumut dimulai pukul 20.00 wib.
Ada sembilan panelis, Antara lain Dr. Zulkarnain Nasution, MA; Frien Jones Iven H. Tambun; Dr. Walid Musthafa Sembiring MSi; Dr. Faisal Marawa; Dr.Affila, SH,M.Hum; Drs. Halomoan Lubis, M.Pd; Dr. Sarintan E. Damanik, M.Si; Dr. Aminudin Marpaung dan Dr. Muhammad Nuh Siregar.
Sebagai penyampaian visi dan misi, Paslon nomor urut 1, Bobby Nasution-Surya, yang disampaikan Surya, pihaknya menjanjikan literasi digital ke seluruh pelosok daerah di Sumut, yang tentunya dapat dimanfaatkan dan dinikmati dengan baik oleh seluruh masyarakat serta internet gratis ke seluruh sekolah.
“Membangun Sumatera Utara (Sumut) perlu sumber daya yang besar baik itu dari pusat, daerah hingga swasta. Pemberdayaan ini perlu untuk menciptakan lapangan kerja, karena pembangunan bukan hanya dibatasi kabupaten/kota, tapi juga ke pelosok."
Lanjutnya, Propinsi Sumut, sangat kaya akan tanaman pangan, hortikultura, pariwisata dan industri yang bisa dikembangkan. Sehingga pemimpin propinsi Sumut akan hadir agar potensi-potensi bisa tumbuh dan berkembang.
“Kita tidak akan membedakan agama, daerah, suku dan ras. Jadi pemerataan pembangunan diperlukan yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat,” paparnya.
Wujudkan Konstitusional
Sementara Paslon nomor urut 2, Edy Rahmayadi-Hasan Basri Sagala menyamoaikan, Propinsi Sumut merupakan kawasan hamparan yang begitu luas dan merupakan potensi wilayah surga kecil yang diberikan Allah SWT.
“Sumut juga merupakan hamparan tekad yang kuat. Saya sudah bersama rakyat pada 5 tahun lalu dengan segala kekurangan serta kelebihannya. Untuk itu 5 tahun ke depan kami bertekad mewujudkan konstitusional,” tegasnya.
Selain memiliki banyak potensi yang harus dinaungi hukum, potensi kemanusian terkhusus manusianya. Sambung Edy Rahmayadi, untuk itu diperlukan pemimpin yang bersih bisa mewujudkan keadilan, dapat memegang teguh semua aturan. Bukan pemimpin yang mudah mengatur aturan.
“Hukum panglima tertinggi di Indonesia khususnya Sumut. Hukum salah satu langkah yang utama meningkatkan konstitus, juga bisa menjawab keadilan dan kepastian. Dengan pemimpin yang mampu menjawab semua pembangunan adil dan merata,” ungkapnya.
Sebelumnya Ketua KPU Sumut Agus Arifin lewat sambutannya mengatakan, debat publik ketiga ini merupakan debat terakhir menjelang berakhirnya masa kampanye pada 23 November 2024.
“Untuk itu kita harapkan debat terakhir ini akan memunculkan suatu gagasan dari Paslon dalam membangun sinergi juga memperkokoh NKRI serta pembangunan daerah Sumut. Selain itu, dengan segala keberagaman di Sumut ini harus terus dijaga, khususnya masa kampanye dan berakhirnya Pilkada. Untuk itu kita mengimbau agar rakyat menggunakan hak pilihnya dengan datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada 27 November 2024,” harapnya.
Berkaitan pemindahan lokasi acara ke Tiara Convention Center, Ketua KPU Agus Arifin menyampaikan, hal itu dilakukan guna mempermudah pengamanan.
Ditambahkan Agus Arifin, pemindahan lokasi debat ditetapkan setelah melalui rapat koordinasi pihaknya bersama kedua tim pemenangan paslon, Bawaslu Sumut dan Polda Sumut pada pada Sabtu 9 November 2024.
“Pastinya, berdasarkan petunjuk dan hasil rapat kordinasi kita bersama Polda Sumut juga stakeholder terkait, termasuk tim penanganan kedua paslon. Jadi sepakat kita pindahkan ke Tiara,” sebut Agus.
Dikatakan Agus Arifin, pemindahan tempat debat publik ketiga Pilgub Sumut dilatarbelakangi alasan mencegah terulangnya kembali kericuhan antar pendukung paslon seperti yang terjadi pada debat publik kedua di Hotel Santika Medan kemarin.
Sehingga Tiara Convention Center, dinilai lebih mudah bagi kepolisian untuk melakukan pengamanan. “Jangan sampai terulang lagilah insiden yang mengganggu demokrasi kita,” sebutnya.
(JB Rumapea)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar