Perjalanan Tiga Tahun BSI, Dari Merger Tiga Bank Syariah Menuju Pasar Global



Solo | Elindonews.my.id


PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) telah berhasil mematahkan mitos bahwa bank syariah sulit berkembang. 


Kini, bank syariah yang lahir dari proses merger pada 3 tahun yang lalu ini justru mampu terus berkembang dan memperluas ekspansi ke pasar internasional.


Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, setelah BSI dilahirkan dari hasil merger tiga bank syariah milik Himbara, BSI mempunyai kekuatan. Namun, langkah pasca merger selanjutnya sangat menentukan.


“Pasca merger, bank ini dikelola secara governance yang bagus, dengan risk management frameworknya bersadarkan best practise, sehingga mampu berkembang. Jadi beberapa mitos menyebutkan bank syariah tidak bisa berkembang, kemudian mitos soal SDM, lalu mitos teknologi serta digitalnya ketinggalan, itu enggak ya [tidak terjadi],” terangnya. 


Sementara itu, Direktur Manajemen Risiko BSI Grandhis Helmi Harumansyah menjelaskan proses merger sukses menyatukan tiga bank syariah besar yakni PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri (BSM), dan PT Bank BNI Syariah (BNIS) menjadi satu entitas yang kuat meski di tengah tantangan pandemi. 


Lanjutnya menegaskan, kolaborasi strategis merupakan elemen kunci dalam keberhasilan merger yang menjadi cikal bakal BSI


“Kolaborasi strategis salah satu kuncinya. Merger ini bukan hanya menyatukan aset dan sumber daya, tapi juga menyatukan nilai-nilai syariah menjadi fondasi kami di BSI dalam melayani masyarakat. Kami menyadari bahwa kunci sukses merger ini terletak pada harmonisasi budaya, visi bersama yang jelas, serta governance yang baik” ujarnya pada acara Booktalk Roadshow “Elephant Learns Flamenco” yang diadakan di Solo, Senin (14/10/2024). 


Grandhis menjelaskan sebagai proses merger BSI dimulai dengan tantangan besar, yaitu menyatukan tiga bank yang memiliki budaya kerja berbeda, namun nilai AKHLAK dari Kementerian BUMN sangat membantu integrasi tersebut.


“BSI sangat beruntung saat merger dilakukan, Kementerian BUMN sudah memperkenalkan core values AKHLAK. Nilai-nilai ini menjadi bagian dari budaya kami, jadi kami tidak perlu lagi merumuskan nilai-nilai baru. Semua pegawai bisa langsung menginternalisasikan AKHLAK, sehingga merger bisa berjalan dengan lancar meskipun masing-masing legacy membawa budaya yang berbeda,” ungkapnya. 


Grandhis juga menjelaskan, tantangan dalam proses integrasi budaya terletak pada perbedaan nilai inti dari setiap bank syariah. Menurutnya, langkah mensinergikan beragam perbedaan menjadi satu kesatuan yang solid membutuhkan strategi manajemen BSI. 


“Nilai-nilai AKHLAK kami implementasikan pada saat pandemi Covid-19, di mana tantangan interaksi dan komunikasi sangat terbatas karena protokol kesehatan yang ketat. Meski situasinya sulit, AKHLAK terbukti menjadi panduan yang efektif, tidak hanya menjaga integritas kerja tetapi juga  memperkuat kolaborasi dan adaptasi di seluruh entitas BSI, bahkan di tengah kondisi yang serba tidak menentu,” jelas Grandhis.


Grandhis menekankan bahwa salah satu faktor kunci dalam kesuksesan merger adalah adanya governance jelas. Dengan governance yang baik, integrasi antara bank-bank  bisa berjalan tanpa adanya masalah besar terkait integritas


"Tanpa governance kuat, akan muncul banyak celah yang bisa dimanfaatkan untuk melanggar aturan dan kepatuhan, pada akhirnya dapat menimbulkan masalah besar organisasi. Governance yang baik tidak hanya menjadi pagar pengaman, tetapi juga fondasi bagi integritas dan keberlanjutan bisnis di BSI."


*Visi Menjadi Bank Syariah Global*

Tidak hanya itu, Grandhis menjelaskan bahwa salah satu langkah strategis yang diambil dalam proses merger adalah memastikan setiap karyawan dari ketiga bank memiliki visi yang sama, sehingga mereka bisa bekerja menuju tujuan bersama. 


“Kami memastikan bahwa setiap karyawan memiliki peranan dalam mencapai visi kami, yaitu membangun Indonesia melalui penguatan keuangan syariah,” paparnya


Grandhis menjelaskan, visi BSI untuk masuk ke jajaran Top 10 Global Islamic Bank dimulai dengan tujuan yang jelas dan ambisius, yaitu menjadi salah satu dari Top 10 Global Islamic Bank dalam waktu lima tahun.


"Kita perlu memiliki purpose jelas, visi dan misi yang dideklarasikan secara tegas, tetapi juga harus dipecah menjadi langkah-langkah konkret yang dapat dicapai untuk jangka waktu singkat, sehingga masuk akal dan bisa diukur. Dengan cara ini, setiap individu dalam organisasi bisa melihat kontribusinya langsung terhadap pencapaian tujuan besar tersebut."


Hal ini pada akhirnya terbukti bisa terwujud. BSI  pasca merger langsung masuk ke jajaran top 10 bank terbesar Tanah Air dari sisi kapital, langsung menangkap potensi besar di sektor perbankan syariah dunia. Pada saat yang sama, BSI juga terus memperkuat transformasi serta inovasi demi meningkatkan pelayanan kepada para nasabahnya. 


"Ketika BSI pertama kali dibentuk, tidak ada yang membayangkan kami bisa menjadi bank global. Namun dengan visi yang jelas, kami berhasil masuk jajaran Top 10 dalam lima tahun."


Hasil merger tiga bank syariah milik Himbara juga menjadi pijakan yang kokoh dan bermanfaat besar bagi BSI. BSI kini memiliki customer base terbesar di dunia, mencapai 20,46 juta nasabah, tumbuh 6,05 juta selama tiga tahun sejak merger pada Februari 2021. 


Di usia 3 tahun, BSI berhasil mencapai target Return on Equity (ROE) di atas 18% dan masuk pada Top 10 Global Islamic Banks berdasarkan kapitalisasi pasar, satu tahun lebih awal dari target  ditetapkan pada 2025.


Di pasar modal, saham BSI yang berticker BRIS menunjukkan tren positif. BRIS mampu menunjukkan kinerja baik juga mencapai all-time high (ATH) Rp3.180 per saham pada 17 September 2024, dengan kapitalisasi pasar Rp143,46 triliun. Pencapaian ini menempatkan BRIS di peringkat 13 terbesar di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga menjadikan BSI sebagai bank syariah dengan kapitalisasi pasar terbesar kesembilan secara global, di bawah Bank Albilad dan Dubai Islamic Bank.


Sebagai penutup, Grandhis menegaskan bahwa merger tiga bank syariah ini tidak hanya menciptakan entitas yang lebih kuat, tetapi juga membuka peluang besar bagi pengembangan ekonomi syariah di Indonesia. 


“Dengan integrasi harmonis serta komitmen untuk menerapkan nilai-nilai syariah, BSI mampu memanfaatkan potensi pasar global yang berkontribusi memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat keuangan syariah dunia,” tutup Grandhis. (JB Rumapea)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar