ALCO Wilayah Sumut : Realisasi APBN Mei 2024 Dan Upaya Mengatasi Tantangan Ekonomi

 

ALCO Wilayah Sumut : Realisasi APBN Mei 2024 Dan Upaya Mengatasi Tantangan Ekonomi






Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Sumatera Utara,  Arridel Mindra, hari ini merilis laporan kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Sumatera Utara hingga Mei 2024 dalam sebuah konferensi pers di Gedung Keuangan Medan.


Hingga 31 Mei 2024, realisasi pendapatan negara di Sumatera Utara mencapai Rp14,52 triliun, yang merupakan 32,31% dari target yang ditetapkan. Meskipun demikian, terjadi kontraksi sebesar 17,16% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.


Penerimaan perpajakan, sebagai sumber utama, mencatat Rp12,34 triliun atau 31,56% dari target dengan kontraksi 16,64%, di mana Pajak Penghasilan (PPh) final menunjukkan pertumbuhan 30%. Sementara itu, penerimaan kepabeanan dan cukai tumbuh signifikan. Bea masuk meningkat 132,23% (yoy) menjadi Rp242,98 miliar, namun bea keluar mengalami kontraksi drastis sebesar 6929,74% (yoy).


Penerimaan dari cukai mencapai Rp58,15 miliar dengan kontraksi 50,13% (yoy). Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp1.230,24 miliar atau 64,07% dari target, dengan pertumbuhan 5,23% (yoy). Di sisi belanja negara, hingga Mei 2024, realisasi mencapai Rp24,95 triliun atau 36,52% dari pagu anggaran, menunjukkan pertumbuhan 14,57% dibandingkan tahun sebelumnya.


Belanja pemerintah pusat mencatat Rp8,72 triliun atau 36,14% dari pagu anggaran dengan pertumbuhan 22,22% (yoy), termasuk belanja pegawai dan belanja barang yang masing-masing tumbuh 14,35% (yoy) dan 37,74% (yoy). Namun, belanja modal mengalami kontraksi 8,61% (yoy), sementara belanja bantuan sosial tumbuh 98,4% (yoy) menjadi Rp21,99 miliar.


Transfer ke Daerah (TKDD) mencapai Rp16,23 triliun atau 36,73% dari total anggaran TKDD, dengan pertumbuhan 10,84% (yoy), terdiri dari Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) Nonfisik, Dana Desa, dan Dana Insentif Fiskal.


Defisit APBN Sumatera Utara mencapai Rp10,43 triliun, mengalami kontraksi 145,31% dibandingkan tahun sebelumnya, yang terutama dipengaruhi oleh penurunan pendapatan negara.


Arridel Mindra menegaskan komitmen Kementerian Keuangan dalam mendukung pemulihan ekonomi Sumatera Utara, khususnya melalui percepatan penyaluran kredit dan pembiayaan untuk UMKM. Hingga Mei 2024, penyaluran Ultra Mikro (UMi) mencapai Rp215,68 miliar dengan pertumbuhan 100,86% (yoy), dengan sektor perdagangan besar dan eceran sebagai sektor dominan. Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) mencapai Rp6,15 triliun dengan partisipasi signifikan dari sektor perdagangan besar dan eceran serta sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan.


Meskipun terdapat beberapa kontraksi dalam beberapa indikator ekonomi, kinerja APBN Sumatera Utara tetap menunjukkan pertumbuhan positif secara keseluruhan. Pemerintah akan terus memantau dan mengevaluasi implementasi anggaran serta program-program dukungan UMKM untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan stabilisasi di daerah ini. 

(Taulim PM)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar