Medan | Elindonews.my.id
PT Pertamina Patra Niaga bersama Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan inspeksi mendadak (sidak) di SPPBE PT. Petro Gasindo Energy di Kabupaten Deli Serdang.
Peninjauan layanan LPG 3 kg di lokasi yang berfokus pada konsistensi takaran setiap pengisian tabung LPG 3 kg.
"Pertamina Patra Niaga akan terus meningkatkan sinergi bersama Kementerian ESDM tidak hanya pengawasan, namun juga pemutakhiran sistem agar penyaluran LPG 3 kg berjalan cukup baik mulai pengisian di SPPBE hingga ke masyarakat," ungkap Direktur Pemasaran Regional Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo.
Pada kesempatan itu, ia pengambilan sampling langsung terhadap hasil pengisian di area filling hall dan didapati berat tabung kosong yang mayoritas normal pada rentang 4,97 kg hingga 5 kg per tabung dengan final gross weight yang normal sekitar 7,97 kg hingga 8,03 kg per tabung.
"Melalui kegiatan ini, kami ingin memastikan bahwa masyarakat menerima LPG 3 kilogram sesuai dengan takaran. Kami berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik kepada masyarakat," ucap Mars Ega.
Turut hadir, Senior Vice President Government Program Management PT Pertamina (Persero) Aris Mulya Azof, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM, Mustika Pertiwi, Koordinator Subsidi Bahan Bakar Migas, Christina Meiwati Sinaga, dan Pjs Executive General Manager (EGM) Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Tiara Thesaufi.
Selain sidak ke SPPBE, Direksi Pertamina Patra Niaga bersama Kementerian ESDM, OPD Pemko Medan, dan Hiswana Migas DPC Sumatera Utara (Sumut) juga melakukan sidak penggunaan LPG ke sejumlah hotel, restoran, dan kafe (Horeka) di Medan. Hal ini dilakukan mengawasi penggunaan LPG bersubsidi agar tepat sasaran.
Pjs EGM Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Tiara Thesaufy mengatakan, dari sidak tersebut, tim sidak mengunjungi empat lokasi hotel, restoran, dan kafe. Dari empat lokasi, tidak ditemukan penggunaan LPG 3 kg, Rabu (29/5/2024).
"Dua hotel di Medan menggunakan jaringan gas (jargas) sebagai energi utama yang kemudian hotel juga menggunakan LPG 12 kg dan LPG 50 kg sebagai alternatif energi. Sedangkan dua restauran atau kafe lainnya juga menggunakan LPG 12 kg dan LPG 50 kg sebagai energi utama," ujar Tiara.
Ia menjelaskan, salah satu restaurant tersebut menggunakan LPG 12 kg dengan harga wajar sebesar Rp191 ribu dari supplier agen resmi PT Haki Jaya Gasindo. Resto dapat mengonsumsi sebanyak 240 tabung per bulan.
"Kami menggucapkan terima kasih kepada pelaku usaha restoran yang telah menggunakan Bright Gas Pertamina. Kami juga mengajak masyarakat untuk terus mengawasi pendistribusian LPG bersubsidi yang beredar agar distribusi LPG subsidi tersebut digunakan oleh yang berhak," sebut Tiara mengakhiri.
(JB Rumapea)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar