Medan | Elindonews.my.id
Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprakirakan tetap kuat di tengah meningkatnya ketidakpastian global teruma adanya perang dikawasan Timur Tengah dan perang antara Rusia dengan Ukraina. Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi global 2024 mencapai 3,1%. Pertumbuhan ekonomi terutama ditopang kinerja ekonomi AS yang lebih kuat dari perkiraan sejalan dengan konsumsi yang tinggi.
Sedang Pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 dan II-2024 diperkirakan akan lebih tinggi dari triwulan IV-2023, hal ini didorong oleh permintaan domestik yang tetap kuat dari konsumsi rumah tangga sejalan dengan datangnya bulan Ramadhan dan Idul Fitri 1445H serta investasi bangunan yang lebih tinggi dari prakiraan ditopang oleh berlanjutnya proyek strategis nasional di sejumlah daerah.
Ekonomi Sumatera Utara diprakirakan tetap kuat pada triwulan I-2024. Hal ini didorong oleh meningkatnya konsumsi masyarakat Sumut, indeks penjualan riil, kinerja konstruksi seiring dengan pemulihan penyaluran kredit ke sektor konstruksi, dan permintaan ekspor dan domestik.
Demikian disampaikan Kepala Perwakila Bank Indonesia Propinsi Sumatera Utara-IGP Wira Kusuma-didampingi Sejumlah Deputinya selanjutnya mengatakan, dari sisi pergerakan harga pada Maret 2024, inflasi Nasional meningkat, namun terjaga dalam kisaran sasaran. Inflasi IHK Maret 2024 tercatat sebesar 3,05% -yoy- meningkat dari bulan sebelumnya sebesar 2,75% -yoy- namun masih berada dalam kisaran sasaran 2,5±1%.
Dikatakan, inflasi tahunan Sumatera Utara berada dalam rentang sasaran. Pada Maret 2024 Sumatera Utara mengalami inflasi bulanan -mtm- 0,72%, meningkat jika dibandingkan bulan lalu sebesar 0,41% dengan seluruh kab/kota IHK Sumut mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi di Labuhanbatu sebesar 1,62% dan terendah di Karo 0,12%.
Inflasi yang terjaga merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah -Pusat dan Daerah- dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah -TPIP dan TPID- melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan -GNPIP- di berbagai daerah. Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi tetap terkendali di dalam sasaran 2,5±1% pada tahun 2024.
Pada 2025 pertumbuhan ekonomi global diprakirakan terakselerasi dibanding tahun sebelumnya seiring dengan kebijakan moneter yang makin. akomodatif dan meredanya inflasi global.
Selanjutnya, proyeksi OECD memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2025 tetap kuat pada 5,2% -yoy- Adapun Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan sebesar 4,8% - 5,6% -yoy-. Hal ini dapat terjadi apabila Indonesia dapat memanfaatkan situasi politik pasca-Pemilu 2024 yang lebih stabil, potensi capital inflow dari negara-negara maju, relatif kuatnya permintaan domestik, dan pulihnya ekonomi negara mitra dagang.
Melihat kebelakang, Indonesia sudah berhasil melewati krisis demi krisis dan berhasil melewati dengan baik sehingga ke depan diperlukan optimisme dari masyarakat dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi. Sinergi dari seluruh pihak menjadi kunci utama dalam menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia juga mengatakan, pada 2024, perekonomian Sumatera Utara diprakirakan terakselerasi pada kisaran 4,5-5,3% -yoy- yang didorong oleh optimisme permintaan domestik, penyelenggaraan Pemilu dan PON Sumut, berlanjutnya program perlindungan sosial Pemerintah, prospek investasi Sumut yang tetap kuat, dan permintaan sawit domestik yang tetap tinggi seiring berlanjutnya program hilirisasi industri B35 dan B40.
Uk
Selain itu, inflasi gabungan 8 kota IHK Sumatera Utara diprakirakan terjaga dalam sasaran inflasi 2,5±1%. Inflasi Sumut didorong oleh masih terbatasnya pasokan akibat kebijakan proteksi dari negara mitra dagang, peningkatan permintaan seiring Pemilu dan PON Sumut, potensi kenaikan tarif cukai rokok 2024, fenomena El Nino yang diprakirakan hingga April 2024, serta konflik geopolitik dan disrupsi jalur dagang.
Keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 23-24 April 2024 menaikkan BI-Rate sebesar 25 bps, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps untuk memperkuat stabilitas nilai tukar Rupiah dari dampak memburuknya risiko global serta sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025 sejalan dengan stance kebijakan moneter yang pro-stability.
Bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan sebagai berikut:
1. Kenaikan struktur suku bunga di pasar uang Rupiah
2. Peningkatan stabilisasi nilai tukar Rupiah melalui intervensi di pasar valas
3. Penguatan strategi transaks i term-repo SBN dan swap valas
4. Penguatan strategi operasi moneter yang “pro-market” untuk efektivitas kebijakan moneter
5. Penguatan implementasi kebijakan makroprudensial longgar
6. Pendalaman kebijakan transparansi Suku Bunga Dasar Kredit -SBDK-
7. Penguatan literasi digital dan manajemen risiko penyelenggara dan masyarakat pengguna sistem pembayaran.
IV. Isu Strategis
a. Akselerasi Digitalisasi dalam Mendorong Penguatan Ekonomi Daerah
Transaksi e-commerce terindikasi turut mengakselerasi tetap kuatnya kinerja sektor perdagangan. Penguatan konsumsi rumah tangga sejalan dengan meningkatnya sektor perdagangan mampu mendorong peningkatan transaksi digital yang tercermin pada transaksi e-commerce di Sumatera. Selain itu terdapat keunikan pola transaksi yaitu meningkatkan COD & Kredit Tanpa Kartu -Paylater- pada E-Commerce yang disinyalir karena pola belanja Masyarakat yang cenderung memilih kemudahan dalam bertransaksi -belanja dahulu bayar kemudian-.
• Perkembangan QRIS di Sumatera Utara secara umum dari segi nominal, volume, pengguna baru, dan merchant QRIS menunjukkan pola yang meningkat. Perkembangan dari segi jumlah sepanjang tahun 2024 meningkat melampaui target namun mengalami pelemahan jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2023. Hal ini disebabkan oleh pasar pengembangan QRIS mulai jenuh dan mature. Selain itu. transaksi BI Fast juga terus mengalami peningkatan di Sumatera sejalan dengan efisiensi biaya transaksi dan kemudahan yang diberikan.
b. Realisasi Uang Rupiah Ramadhan dan Idul Fitri 2024
• Pemenuhan kebutuhan uang kartal di Sumatera Utara pada periode Ramadhan & Idul Fitri -Maret dan April- 2024 sebesar Rp3,8 triliun, menurun sebesar 9,24% dibandingkan periode yang sama. pada 2023 yaitu sebesar Rp4,2 triliun.
• Pemenuhan kebutuhan uang kartal sebanyak Rp3,8 triliun tersebut dilaksanakan melalui rangkaian kegiatan SERAMBI 2024 di antaranya kegiatan kas keliling -Rest Area KM 65 dan pusat pasar- sebanyak Rp7,3 miliar, kegiatan penukaran uang di Plaza Medan Fair sebesar Rp34 miliar, dan penarikan di perbankan sebesar Rp3,78 triliun.
-FR-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar