Perekonomian Global 2025 Terkoreksi



Medan | Elindonews.my.id


Pada 2025 pertumbuhan ekonomi global diprakirakan terakselerasi dibanding tahun sebelumnya seiring kebijakan moneter yang makin akomodatif dan meredanya inflasi global. 


Proyeksi OECD memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2025 tetap kuat pada 5,2% -yoy-. Adapun Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan sebesar 4,8% - 5,6% -yoy-. Hal ini dapat terjadi apabila Indonesia dapat memanfaatkan situasi politik pasca-Pemilu 2024 yang lebih stabil, potensi capital inflow dari negara-negara maju, relatif kuatnya permintaan domestik, dan pulihnya ekonomi negara mitra dagang.  


Hal ini disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Propinsi Sumatera Utara-IGP Wira Kusuma-dalam bincanca-bincang Media  pada Selasa 30 April 2024 selanjutnya mengatakan, melihat ke belakang, Indonesia sudah berhasil melewati krisis demi krisis dan berhasil melewati dengan baik sehingga ke depan diperlukan optimisme dari masyarakat dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.


Sinergi dari seluruh pihak menjadi kunci utama dalam menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.


Dikatakan, pada 2024, perekonomian Sumatera Utara diprakirakan terakselerasi pada kisaran 4,5-5,3% -yoy- yang didorong oleh optimisme permintaan domestik, penyelenggaraan Pemilu dan PON Sumut, berlanjutnya program perlindungan sosial Pemerintah, prospek investasi Sumut yang tetap kuat, dan permintaan sawit domestik yang tetap tinggi seiring berlanjutnya program hilirisasi industri B35 dan B40. 


Selain itu, inflasi gabungan 8 kota IHK Sumatera Utara diprakirakan terjaga dalam sasaran inflasi 2,5±1%. Inflasi Sumut didorong oleh masih terbatasnya pasokan akibat kebijakan proteksi dari negara mitra dagang, peningkatan permintaan seiring Pemilu dan PON Sumut, potensi kenaikan tarif cukai rokok 2024, fenomena El Nino yang diprakirakan hingga April 2024, serta konflik geopolitik dan disrupsi jalur dagang.


Selain itu, Keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 23-24 April 2024 menaikkan BI-Rate sebesar 25 bps, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps untuk memperkuat stabilitas nilai tukar Rupiah dari dampak memburuknya risiko global serta sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025 sejalan dengan stance kebijakan moneter yang pro-stability. 


Pemimpin BI Sumatera Utara yang didampingi beberapa Deputynya mengatakan, bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan sebagai berikut Kenaikan struktur suku bunga di pasar uang Rupiah.


Peningkatan stabilisasi nilai tukar Rupiah melalui intervensi di pasar valas. Penguatan strategi transaksi term-repo SBN dan swap valas.Penguatan strategi operasi moneter yang “pro-market” untuk efektivitas kebijakan moneter. 


Penguatan implementasi kebijakan makroprudensial longgar. Pendalaman kebijakan transparansi Suku Bunga Dasar Kredit -SBDK-.Penguatan literasi digital dan manajemen risiko penyelenggara dan masyarakat pengguna sistem pembayaran.


IV. Isu Strategis

a. Akselerasi Digitalisasi dalam Mendorong Penguatan Ekonomi Daerah

Transaksi e-commerce terindikasi turut mengakselerasi tetap kuatnya kinerja sektor perdagangan. Penguatan konsumsi rumah tangga sejalan dengan meningkatnya sektor perdagangan mampu mendorong peningkatan transaksi digital yang tercermin pada transaksi e-commerce di Sumatera. Selain itu terdapat keunikan pola transaksi yaitu meningkatkan COD & Kredit Tanpa Kartu -Paylater- pada E-Commerce yang disinyalir karena pola belanja Masyarakat yang cenderung memilih kemudahan dalam bertransaksi -belanja dahulu bayar kemudian-.


Selain itu berbicara tentang perkembangan QRIS di Sumatera Utara secara umum dari segi nominal, volume, pengguna baru, dan merchant QRIS menunjukkan pola yang meningkat. Perkembangan dari segi jumlah sepanjang tahun 2024 meningkat melampaui target namun mengalami pelemahan jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2023. 


Hal ini disebabkan oleh pasar pengembangan QRIS mulai jenuh dan mature.  Selain itu transaksi BI Fast juga terus mengalami peningkatan di Sumatera sejalan dengan efisiensi biaya transaksi dan kemudahan yang diberikan.


Realisasi Uang Rupiah Ramadhan dan Idul Fitri 2024 dengan pemenuhan kebutuhan uang kartal di Sumatera Utara pada periode Ramadhan & Idul Fitri -Maret dan April- 2024 sebesar Rp3,8 triliun, menurun sebesar 9,24% dibandingkan periode yang sama pada 2023 yaitu sebesar Rp4,2 triliun. 


Pemenuhan kebutuhan uang kartal sebanyak Rp3,8 triliun tersebut dilaksanakan melalui rangkaian kegiatan SERAMBI 2024 di antaranya kegiatan kas keliling -Rest Area KM 65 dan pusat pasar- sebanyak Rp7,3 miliar, kegiatan penukaran uang di Plaza Medan Fair sebesar Rp34 miliar, dan penarikan di perbankan sebesar Rp3,78 triliun.

-FR-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar