Medan | Elindonews.my.id
Berdasarkan data dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia -KSEI-, nilai aset investor pasar modal di Medan mencapai Rp 30,79 triliun. Sedangkan secara keseluruhan di Sumatera Utara, aset investor pasar modal mencapai Rp 41,65 triliun.
Hal tersebut disampaikan, Kepala Unit Edukasi Layanan Jasa, Ruth Yendra Indriyatmi saat menggelar sosialisasi dan edukasi tentang pasar modal yang dilakukan KSEI bekerja sama dengan PT Bursa Efek Indonesia 'BEI-dan Indonesia SIPF -SIPF-, di Medan, Rabu -01-11-2023.
Ruth menyebutkan, pertumbuhan investor muda di Indonesia masih cukup signifikan dari tahun ke tahun dimana pada tahun 2018, jumlah investor 30 tahun ke bawah berada di kisaran 39%.
“Jumlah tersebut meningkat menjadi 60% pada tahun 2023, seiring dengan semakin meningkatnya antusiasme anak muda untuk berinvestasi di pasar modal,” ungkap Ruth.
Sejalan dengan meningkatnya minat anak muda untuk menjadi investor pasar modal, maka sosialisasi dan edukasi kepada mahasiswa menjadi salah satu fokus utama KSEI.
Hal ini juga bertujuan untuk meningkatkan literasi tentang pasar modal. Minat dan partisipasi mahasiswa untuk mulai berinvestasi dapat menjadi fondasi kokoh untuk perkembangan dan ketahanan pasar modal Indonesia.
Ruth menambahkan, anak muda semakin cerdas dalam menentukan pilihan investasinya, termasuk investasi di pasar modal.
Sektor industri yang sahamnya banyak dimiliki anak muda rata-rata memiliki kapitalisasi yang cukup besar, sehingga faktor fundamental menjadi pertimbangan anak muda dalam menentukan saham pilihan.
Kondisi ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi pasar modal Indonesia, khususnya regulator dalam hal menyediakan sarana dan infrastruktur yang memadai, karena milenial dan gen z sangat identik dengan perkembangan teknologi dan era digital.
Dengan demikian, layanan pasar modal mulai dari pembukaan rekening, proses transaksi hingga penyelesaiannya harus dapat dilakukan secara mudah dan transparan.
Ruth juga menyampaikan, KSEI bersama dengan berbagai pihak melakukan program peningkatan literasi pasar modal melalui kerja sama dengan perguruan tinggi.
Hal ini cukup efektif karena berhasil mengajak mahasiswa sebagai investor muda untuk mulai berinvestasi di pasar modal.
“Per 20 Oktober 2023, nilai investasi investor muda berusia 30 tahun ke bawah dan 31—40 tahun sudah mencapai Rp160,76 triliun.
KSEI berharap dalam jangka waktu lima hingga sepuluh tahun ke depan, mereka akan menjadi investor pasar modal yang berkualitas dan paham berinvestasi, sehingga mampu mendukung ketahanan pasar modal Indonesia,” kata Ruth.
Medan memiliki potensi yang cukup besar yang ditunjukkan dengan angka pertumbuhan ekonomi provinsi Sumatera Utara yang baik.
Berdasarkan data KSEI per 20 Oktober 2023, jumlah investor pasar modal di provinsi Sumatera Utama menempati urutan ke-6 jumlah investor dari 34 provinsi di Indonesia yakni sebanyak 543.685.
Jumlah investor pasar modal di Medan sebanyak 207.450 dengan nilai aset sebesar Rp30,79 triliun. Dari sisi pendidikan, investor di Medan didominasi 54,84% lulusan SMU ke bawah, disusul dengan Sarjana yang mencapai 34,34%.
Hingga 20 Oktober 2023, jumlah investor di pasar modal Indonesia mencapai 11,8 juta investor, yang mencakup investor pemilik saham, obligasi, dan reksa dana.
Jumlah investor pasar modal yang berusia di bawah 30 tahun tercatat sebanyak 56,78% dan 30-40 tahun sebanyak 23,40%, sehingga total investor berusia muda telah mencapai 80,18% persen, dengan nilai asset sebesar Rp160 triliun.
Secara demografi komposisi investor pasar modal individu didominasi 62,38% laki-laki. Dilihat dari sisi pendidikan, investor dengan pendidikan tertinggi SMU telah mencapai 64,63% dengan nilai aset sekitar Rp211triliun. Data ini juga mendukung bahwa dari sisi pendidikan pun, pasar modal Indonesia paling banyak berasal dari generasi muda.
Kegiatan diawali dengan sosialisasi dan edukasi di Universitas Islam Negeri -UIN- Sumatera Utara pada 31 Oktober 2023 dan dilanjutkan dengan media gathering bersama wartawan Medan.
Dalam kegiatan tersebut, Ruth juga menyampaikan tentang rencana 0strategis KSEI.
Beberapa pengembangan yang dilakukan KSEI disesuaikan dengan inovasi digital dan perkembangan teknologi, antara lain; simplifikasi pembukaan rekening online dan platform eASY.KSEI untuk mengikuti RUPS online.
Selain itu, KSEI juga berencana mengembangkan aplikasi cash management system atau K-CASH untuk mendukung implementasi sub rekening efek -SRE- dan investor fund unit account -IFUA- sebagai alternatif penyimpanan dana nasabah.
Inisiatif ini sangat cocok di kalangan anak muda karena menggunakan platform berbasis aplikasi yang dapat digunakan melalui ponsel. KSEI juga mengembangkan platform CORES. KSEI yang digunakan untuk sentralisasi administrasi data know your client -KYC- investor. Platform ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pembukaan rekening di pasar modal Indonesia. -FR-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar