Cara Membaca Indeks Saham

 


Medan | Elindonews.my.id


Bagi para investor saham, selain mengamati harga saham, setiap hari pasti akan melihat pergerakan indeks harga saham. Nah, apa sih sebetulnya indeks harga saham ini? Saat ini telah tersedia sebanyak 44 indeks saham di Bursa Efek Indonesia -BEI- baik yang dikelola sendiri maupun bekerja sama dengan pihak lain. 


Tetapi indeks saham utama, yang mencatat pergerakan seluruh saham yang dicatatkan di Papan Utama dan Papan Pengembangan yang ada di BEI, adalah Indeks Harga Saham Gabungan -IHSG-. 


Indeks saham merupakan ukuran statistik yang menggambarkan seluruh pergerakan harga atas sekumpulan saham sesuai dengan kriteria dan metodologi tertentu dan dievaluasi secara berkala.


Demikian dikatakan Kepala Perwakilam Bursa Efek Indonesia-BEI-Propinsi Sumatera Utara-M.Pintor Nasution-dalam releas diterima elindonews.my.id yang selanjutnya mengatakan, indeks saham sendiri dapat digunakan untuk mengukur kinerja pasar modal dan produk investasi.


Indeks saham memiliki sejumlah manfaat untuk investor. Misalnya, untuk mengetahui gambaran pergerakan harga saham secara keseluruhan. IHSG menjadi acuan kinerja portofolio saham dan dapat digunakan untuk mengukur keuntungan.


Sehingga melalui gambaran pergerakan IHSG, investor dapat menilai pergerakan harga seluruh saham dan performa portofolio saham yang dimiliki dengan memantau dan membandingkannya dengan IHSG.


Jika IHSG naik maka dapat disimpulkan bahwa harga saham yang naik lebih banyak dari harga saham yang turun, begitu pun sebaliknya. 

.

Selain itu, indeks saham juga dapat digunakan untuk menjadi acuan portofolio aktif.


Penilaian kinerja portofolio saham tentu memerlukan acuan untuk pembanding. Oleh karena itu, ada juga indeks harga saham sektoral. Contohnya, jika investor ingin menginvestasikan saham pada sektor keuangan, maka indeks yang lebih tepat untuk memantau pergerakan saham di sektor ini adalah indeks sektor keuangan, bukan IHSG.


Jika seorang investor ingin berinvestasi saham secara syariah, investor bisa memantau Indeks Saham Syariah Indonesia -ISSI- atau Jakarta Islamic Index -JII-. Kedua indeks ini berisi saham-saham yang masuk dalam kategori saham syariah. 


Sebelum memilih ingin berinvestasi di saham syariah yang mana, investor dapat menggunakan ISSI atau JII sebagai acuan kinerja portofolio saham. 


Di samping itu, apabila seorang investor ingin berinvestasi saham dengan fokus terhadap aspek lingkungan, sosial dan tata kelola -ESG-, investor dapat memantau pergerakan Indeks IDX ESG Leaders.


Indeks ini berisikan saham-saham yang memiliki likuiditas dan fundamental yang kuat, serta nilai ESG risk score yang baik. ESG risk score yang baik artinya Perusahaan memiliki risiko yang rendah terhadap adanya risiko yang bersifat non-keuangan. 


Investor dapat memantau pergerakan harga Indeks IDX ESG Leaders untuk mengetahui kinerja saham-saham yang mengedepankan aspek ESG, serta dapat menggunakan indeks ini untuk memilih saham dengan aspek ESG yang baik.


Pengukur tingkat keuntungan indeks saham ini juga dapat digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan portofolio investasi. Jika seorang investor ingin berinvestasi dalam jangka panjang misalnya selama lima tahun, ia dapat mengukur rata-rata kenaikan harga saham per tahun dengan melihat indikator IHSG dalam lima tahun. 


Contohnya, IHSG pada akhir tahun 2022 adalah 6.850,61 sedangkan IHSG pada akhir tahun 2021 adalah 6.581, berarti terdapat kenaikan 4,09% pada tahun 2022. Dengan mengukur pergerakan IHSG dari tahun ke tahun, investor bisa membaca tren pertumbuhan harga saham, sekaligus menganalisa faktor-faktor yang membuat indeks harga saham mengalami fluktuasi.


Dengan menghitung rata-rata kenaikan IHSG investor juga dapat mengevaluasi portofolio saham masing-masing, apakah imbal hasil yang diperoleh dari saham yang dimiliki berada di atas, setara atau di bawah rata-rata imbal hasil IHSG.


Jika hasilnya di bawah pergerakan IHSG, berarti pemilihan sahamnya kurang optimal. Tetapi, jika bisa membukukan keuntungan di atas pergerakan IHSG, artinya investor berhasil mengalahkan IHSG dengan pemilihan saham yang optimal dalam portfolio. 


Sebaliknya, jika keuntungan portofolio saham dinilai rendah, tetapi masih di atas IHSG, artinya, bukan kesalahan sang investor, melainkan situasi di pasar modal memang sedang menurun. Secara umum penyebab naik dan turunnya indeks harga saham disebabkan faktor internal kinerja perusahaan tercatat dan situasi eksternal.


Situasi eksternal yang bisa mempengaruhi harga saham di pasar modal di antaranya faktor ekonomi di dalam negeri, situasi ekonomi di kawasan regional dan dunia. Lalu faktor politik, stabilitas dan keamanan. Serta faktor-faktor lain yang memberikan dampak baik maupun buruk terhadap masing-masing sektor usaha. -FR-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar