Medan | Elindonews.my.id
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara (Kanwil DJP Sumut) I melalui Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Petisah melakukan penegakan hukum berupa penyitaan aset penunggak pajak.
Eksekusi sita dilaksanakan oleh Juru Sita Pajak Negara (JSPN) di bank penyimpan aset wajib pajak Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Selasa (5/9).
JSPN KPP Pratama Medan Petisah, Chrisva Parningotan Pakpahan dan David Febrianto di dampingi oleh Kepala Seksi Pemeriksaan, Penilaian dan Penagihan, Yudith Asido Sinurat melaksanakan pemblokiran dan penyitaan rekening wajib pajak.
Tindakan penagihan aktif tersebut dilakukan terhadap penunggak pajak berinisial CV AAE. Penyitaan rekening sebesar Rp 102,55 juta tersebut, diakibatkan oleh CV AAE yang tidak melunasi tunggakan pajak sebesar Rp 1,73 miliar sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan. Proses sita turut disaksikan oleh pihak Kelurahan Tanjung Rejo.
Sebelum penyitaan, telah dilakukan pendekatan persuasif agar Wajib Pajak (WP) melunasi utang pajaknya. Sesuai dengan Pasal 12 Undang-Undang (UU) Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU Nomor 19 Tahun 2000, apabila dalam jangka waktu 2 x 24 jam setelah pemberitahuan Surat Paksa wajib pajak tidak memiliki itikad baik untuk melunasi utangnya, maka JSPN akan melakukan penyitaan aset sita.
Tindakan sita menjadi bukti keseriusan unit kerja di lingkungan Kantor Wilayah DJP Sumut I untuk melakukan penegakan hukum di bidang perpajakan. Langkah ini merupakan bentuk keberpihakan dan memunculkan rasa keadilan kepada wajib pajak yang sudah patuh.
Kepala Bidang Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan Masyarakat Kanwil DJP Sumut I, Bismar Fahlerie menyampaikan bahwa penyitaan aset penunggak pajak dapat memberikan kesadaran bagi wajib pajak untuk senantiasa patuh dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya, Jumat (8/9/2023), Medan.
Ditambahkan oleh Bismar Fahlerie, Kanwil DJP Sumut I tengah melaksanakan pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM). “Untuk itu kami mohon dukungan kerjasama dari seluruh stakeholders, agar hal tersebut dapat terwujud dengan baik,” tutupnya. (JB Rumapea)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar