Televisi Wajib Pakai STB, Pemerintah Minta Kontrol Harga STB



Medan | Elindonews.my.id


Masyarakat kota Medan banyak banyak yang terkejut siaran TV tiba-tiba hilang karena perubahan dari Televisi alias TV Analog ke Digital. Bagi yang tidak mengetahui hal tersebut, masyarakat bahkan ada yang menduga TV nya rusak, atau antenanya bermasalah. Keluhan selanjutnya datang dari masyarakat kurang mampu yang harus membeli STB (set top box) dengan harga di atas 150 ribu per unit nya.


"Dari hasil pemantauan kita dilapangan, harga STB dijual dikisaran rentang 150 hingga 500 ribu per unitnya. Sejumlah sumber menyatakan kalau harga STB ini bervariasi, semakin mahal harganya maka saluran TV atau channel yang didapatkan bisa semakin banyak. Di sisi lain, saya melihat bahwa demand atau permintaan untuk STB ini luar biasa tinggi," tutur Gunawan Benjamin, S.Kom, MSi, (foto), Kamis (3/8/2023).


Untuk itu minta pemerintah perlu turun tangan agar mengontrol harga STB. Karena demand yang tinggi tersebut sangat berpeluang memicu terjadinya kenaikan harga STB di lapangan. Masyarakat miskin juga keberatan dengan pengeluaran sebesar itu. Sehingga pemerintah memang dibutuhkan kehadirannya dalam menyediakan STB bagi masyarakat miskin.


"Dari informasi yang kita dapatkan, pemerintah akan memberikan bantuan STB bagi masyarakat miskin. Datanya mengacu kepada data terpadu kesejahteraan sosial. Ini bisa jadi solusi bagi masyarakat menengah kebawah atau miskin untuk mendapatkan STB. Mengingat TV masih menjadi saluran utama informasi, edukasi dan hiburan bagi semua kelas masyarakat.


Menurut Gunawan, hanya kebutuhannya saja yang berbeda. Tetapi bagi masyarakat menengah kebawah, TV masih memegang peranan penting. Dan kehadiran TV digital justru memberikan lebih banyak ragam pilihan saluran TV dibandingkan TV analog sebelumnya. Yang nantinya juga akan merubah pola kebiasaan masyarakat yang bisa saja kembali menghabiskan lebih banyak waktu untuk menonton TV.


Selain demand akan STB, permintaan TV khususnya produksi TV di tahun 2022 keatas berpeluang mengalami kenaikan. Dan saluran memang lebih jernih dibandingkan dengan TV analog. 


"Namun jika masyarakat  tidak mampu membeli STB dan menunda pembelian untuk waktu yang lebih lama. Maka potensi penurunan konsumsi listrik akan terjadi. Karena kebiasaan masyarakat akan berubah. Seperti kalau sebelumnya masyarakat menonton TV setelah magrib. Maka akan berubah menjadi pola tidur lebih cepat, dan ini juga bisa mengurangi konsumsi listrik", katanya menutup pembicaraan. (JB Rumapea)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar