JAKARTA | Elindonews.my.id
Sepertinya Kepala Sekolah SMK Tunas Harapan mulai menunjukkan taringnya. Nasib guru-guru terancam dipecat dengan alasan perampingan, sehingga menimbulkan suasana mencekam, belum lagi masalah dugaan Pungli honor guru-guru oleh Pengurus Yayasan Wawan Setiawan.
Sementara, kabar terbaru bahwa Rudi Marsito ternyata naik jabatan sebagai Direktur D3 yang akan diselengarakan dalam lingkungan Sekolah Yayasan Pendidikan Putra. Padahal, belum lama ini, telah ditemukan dugaan bahwa ijazah S2 Rudi Marsito, palsu.
Sedangkan SMK Kimia dan Analisis Kesehatan Jakarta, masih diwarnai desas desus yang kurang baik. Sertifikasi Guru-guru akan terancam dengan alasan perampingan, dan ini dilakukan oleh Novi Yanti sebagai kepala sekolah pengganti Rudimarsito
Pasalnya, Kepala sekolah bernama Rudi Marsito yang dituding diduga menggunakan Ijazah S-2 palsu, sebelumnya telah menyatakan pengunduran diri sebagai Kepala sekolah dan diwariskan kepada Noviyanti.
Kabar yang kurang baik itu muncul setelah Rudi menyerahkan estafet kepemimpinannya kepada Noviyanti sebagai Kasek. Diduga, Noviyanti adalah kroni yang sangat mengetahui rahasia pribadi Rudi Marsito, maupun sepak terjangnya selama lima tahun menjabat Kepsek.
Tak heran lagi, hingga saat ini , 91 siswa pendidikan SMK kimia analis, dan Analis kesehatan masih menjalani pendidikan, kata Icha, Senin 7/8 yang istrinya ikut jadi korban.
Menurut Icha, istrinya R sudah 22 tahun bekerja sebagai pengajar di SMK Analisis tersebut, dan diangkat langsung oleh pemilik Yayasan bernama Sumarti. Tapi, setelah jabatan Kepsek dipegang oleh Noviyanti, secara tidak langsung, R seperti akan disingkirkan.
Pasalnya, kini jam mengajar R sudah dipangkas oleh Noviyanti tanpa alasan yang jelas, tutur Icha yang juga sudah turut berperan aktip membantu Yayasan selama 19 tahun
Untuk itu, Icha sedang mempersiapkan bahan-bahan laporan kepada Dinas Pendidikan DKI Jakarta, serta gugatan ke Pengadilan. (Masril)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar