Kinerja Positif BEI Diapresiasi RUPST 2023



Medan | Elindonews.my.id


Tahun 2023 menjadi tahun yang optimis bagi pelaku pasar modal Indonesia. Begitupun dengan manajemen PT Bursa Efek Indonesia-BEI-. Optimisme ini salah satunya dipicu oleh pencapaian kinerja BEI positif sepanjang tahun 2022. Tercermin pada pencapaian laba bersih tahun lalu sebesar Rp 968,74 miliar, atau bertumbuh 9,9% dibanding tahun sebelumnya.


Angka kinerja tahun 2022 ini disampaikan BEI pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan -RUPST- 2023 yang digelar secara hybrid, yaitu online dan offline pada akhir Juni lalu.Demikian dikatakan Kepala Perwakilam Buŕsa Efek Indonesia-BEI-Propisi Sumatera Utara dalam reales diterima elindonews.my.id selanjutnya mengatakan, pemegang saham BEI memberikan apresiasi atas pencapaian BEI sepanjang tahun 2022. Persetujuan atas laporan tahunan BEI termasuk Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris dan Pengesahan Laporan Keuangan Perseroan untuk Tahun Buku 2022 menjadi agenda pertama RUPS dari lima agenda.

Dikatakan,

agenda  kedua dan ketiga adalah persetujuan penyisihan cadangan wajib perseroan tahun buku 2022, dan penunjukan akuntan publik perseroan untuk tahun buku 2023. Agenda keempat, perubahan permodalan perseroan berupa penarikan kembali dan penghapusan saham yang telah dibeli kembali oleh perseroan, dan penambahan modal dasar dan modal disetor perseroan. Sementara agenda kelima, perubahan anggaran dasar perseroan. RUPST BEI ini dihadiri oleh 103 Pemegang Saham atau 100% dari jumlah Pemegang Saham yang memiliki hak suara.


Kinerja BEI Tahun 2022


Pasar modal Indonesia pada tahun 2022 ditutup dengan kinerja positif dengan Indeks Harga Saham Gabungan -IHSG-mencapai posisi 6.850,52 atau naik 4,09% dibandingkan akhir tahun 2021. Disebukan, adapun total nilai kapitalisasi pasar saham pada akhir tahun 2022 tercatat sebesar Rp 9.499 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 15,1% -yoy-. Dari segi likuiditas perdagangan efek saham, Rata-rata Nilai Transaksi Harian -RNTH- saham pada tahun 2022 juga mengalami kenaikan sebesar 10% -yoy- mencapai Rp 14,7 triliun.

Selanjutnya,

pada tahun 2022, rata-rata frekuensi perdagangan harian saham juga mengalami kenaikan sebesar 0,9% menjadi 1,3 juta transaksi per hari. IHSG sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang sejarah BEI yaitu 7.318 pada 13 September 2022. Selain itu, rata-rata volume perdagangan harian saham juga mengalami kenaikan sebesar 16 % menjadi 23,9 miliar saham per hari. 


Sepanjang tahun 2022 BEI  mencatatkan 59 Perusahaan Tercatat saham baru dengan fund raised mencapai Rp 33,1 triliun. Sehingga  total perusahaan tercatat di BEI per akhir 2022 sebanyak 825 emiten. Selain saham katanya, BEI juga mencatatkan satu penerbitan ETF baru, 13 emisi waran terstuktur, sembilan emisi obligasi dan sukuk dari penerbit baru dan 122 emisi obligasi dan sukuk dari penerbit yang sebelumnya pernah menerbitkan obligasi atau sukuk. Kemudian dari segi pengembangan investor, pada tahun 2022, total jumlah investor di pasar modal Indonesia mencapai 10,3 juta, mengalami pertumbuhan sebesar 37,7% atau peningkatan sebanyak 2,8 juta investor. Sementara pada periode yang sama, investor saham telah mencapai 4,4 juta investor atau naik 28,6 % dibandingkan posisi pada akhir tahun 2021.


Sepanjang tahun 2022, BEI telah meluncurkan sejumlah produk dan layanan baru, di antaranya Notasi Khusus “N” yakni Notasi Khusus untuk Perusahaan Tercatat yang menerapkan Saham Dengan Hak Suara Multipel -SHSM- pada akhir Januari 2022. BEI kemudian melakukan integrasi e-Registration dengan Sistem Perizinan dan Registrasi Terintegrasi -SPRINT- Otoritas Jasa Keuangan -OJK- pada Februari 2022. Sementara pada bulan Juni 2022 BEI mengambil kebijakan penutupan kode domisili investor. 

Selanjutnya,

adapun produk baru sebagai tambahan alternatif produk investasi yang diluncurkan BEI tahun lalu adalah   Waran Terstruktur pada 19 September 2022, Indeks IDX Sharia Growth pada 31 Oktober 2022, Indeks IDX LQ45 Low Carbon Leaders pada 11 November 2022, ESG Scoring pada Perusahaan Tercatat pada 12 November 2022.


BEI juga mengoperasikan Papan Pencatatan baru yakni Papan Utama – Ekonomi Baru pada 5 Desember 2022. Papan pencatatan ini memiliki sejumlah persyaratan seperti pemanfaatan teknologi untuk menciptakan inovasi produk atau jasa yang meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.  Peluncuran Papan Utama – Ekonomi Baru ini disertai dengan peluncuran Notasi Khusus baru untuk mengidentifikasi perusahaan yang masuk ke dalam papan tersebut yakni Notasi Khusus “I” dan “K”.

Selain itu,

seperti tahun-tahun sebelumnya, pada 2022 BEI  kembali meraih penghargaan The Best Islamic Capital Market 2022 pada Global Islamic Finance Awards -GIFA-. Penghargaan ini berhasil diraih BEI secara berturut-turut sejak tahun 2019. Ditambah lagi, pada 12 Desember 2022, BEI diberikan predikat sebagai The Best Stock Exchange in Southeast Asia 2022 oleh Alpha Southeast Asia dengan penilaian yang komprehensif. Predikat tersebut diberikan berdasarkan pelaksanaan kegiatan edukasi investor, penambahan jumlah investor serta Perusahaan Tercatat, pengembangan infrastruktur, peningkatan compliance level dari stakeholders, implementasi Good Corporate Governance (GCG) yang baik, implementasi manajemen risiko, peningkatan disclosure level sehingga dapat meningkatkan tingkat kepercayaan diri dari pelaku dan investor di pasar modal Indonesia. Seluruh pencapaian tersebut tentunya berhasil diraih atas bantuan dari OJK, Self-Regulatory Organization -SRO-, serta stakeholders pasar modal Indonesia.

 

Berdasarkan hasil audit serta opini Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro, & Surja dan Bapak Danil Setiadi Handaja selaku Akuntan Publik pada Kantor Akuntan Publik tersebut, dinyatakan bahwa Laporan Keuangan Perseroan telah menyajikan informasi secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan konsolidasian BEI dan entitas anaknya tanggal 31 Desember 2022, serta kinerja keuangan dan arus kas konsolidasiannya untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

Dijelaskan,

BEI secara konsolidasi membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 2,51 triliun atau meningkat 9,6% dari pendapatan usaha pada tahun 2021 yakni Rp 2,29 triliun. Secara keseluruhan, jumlah total pendapatan BEI adalah sebesar Rp 2,91 triliun atau meningkat 10,5% dari tahun 2021 yakni Rp 2,63 triliun. Jumlah beban BEI pada tahun 2022 adalah sebesar Rp 1,69 triliun atau naik 11% dari tahun 2022. Selanjutnya, BEI berhasil mencatatkan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 968,74 miliar di tahun 2022 atau tumbuh 9,9% dari tahun 2021.


Pada tahun 2022, BEI membukukan nilai total aset sebesar Rp 10,87 triliun atau mengalami kenaikan 15,1% dari tahun 2021 dan total kewajiban -liabilitas-sebesar Rp 3,94 triliun atau mengalami kenaikan 14,1% dari tahun 2021. Terakhir, total ekuitas BEI pada tahun 2022 adalah sebesar Rp 6,93 triliun atau mengalami kenaikan 15,6%dari tahun 2021.

 

RUPS BEI juga menyetujui Perseroan untuk membentuk Cadangan Wajib atas Saldo Laba Perusahaan sebesar 20% dari Modal Disetor.  Adapun nilai cadangan wajib yang akan dibentuk oleh Perseroan adalah sebesar Rp 2.808.000.000 atau 20% dari modal disetor Perseroan per 31 Desember 2022.


Pada RUPST BEI 2023, Pemegang Saham menyetujui Perseroan untuk melakukan penunjukan Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro, & Surja dan Bapak Danil Setiadi Handaja selaku Akuntan Publik pada Kantor Akuntan Publik tersebut sebagai Kantor Akuntan Publik dan Akuntan Publik yang akan mengaudit buku Perseroan untuk tahun buku 2023.


Pemegang Saham menyetujui Perseroan melakukan penarikan kembali untuk menghapus satu saham treasury stock yang mengakibatkan penurunan modal ditempatkan dan disetor perseroan sehingga Modal Disetor Perseroan turun dari Rp 14.040.000.000,00 menjadi Rp 13.905.000.000,00. 

Selain itu pemegang saham menyetujui perseroan untuk melakukan penambahan Modal Dasar, Modal Ditempatkan dan Modal Disetor Perseroan yang dilakukan dengan Kapitalisasi Saldo Laba Ditahan melalui proses peningkatan Nilai Nominal Saham yang nilainya telah mendapatkan persetujuan OJK. Modal Dasar perseroan yang

 semula sebesar Rp 27 miliar menjadi Rp 1,5 triliun. Sementara itu Modal Disetor Perseroan

 diusulkan naik dari Rp 13,905 miliar  menjadi Rp 772,5 miliar. Kedua tahapan pada agenda ini  dilaksanakan sebagai tindak lanjut dan sesuai dengan ketentuan POJK 3 Tahun 2021.


Pembahasan terakhir RUPS BEI adalah persetujuan Pemegang Saham atas usulan perubahan beberapa ketentuan Anggaran Dasar, yakni penyesuaian Modal Dasar, Modal Ditempatkan dan Modal Disetor Perseroan -

Pasal 4-, Hak Suara atas Saham yang

 dimiliki -

Pasal 5-, Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus 

Pasal 7-, Keterangan tempat, pemanggilan, dan pimpinan RUPS -Pasal 10-, Keterangan terkait ketentuan Rapat Direksi -Pasal 14-, Pemberitahuan akan dilangsungkannya Rapat Dewan Komisaris -Pasal 16-, dan Penyesuaian penyebutan referensi peraturan mengenai Tata Cara Penyusunan serta Pengajuan Rencana Anggaran dan Penggunaan Laba Perseroan -Pasal 17-.-FR-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar