Bank Sumut Duduki Posisi ke 6 di BPD Seluruh Indonesia


Arieta Arianti, Dirkug dan Teknologi Informasi Bank Sumut


MEDAN | Elindonews.my.id


Bank Sumut telah catatkan  pencapaian selama kuartal 1 tahun 2023. Hal ini dibenarkan Direktur Keuangan dan Teknologi Informasi PT Bank Sumut Arieta Arianti dalam Public Expose Kinerja PT Bank Sumut Triwulan I 2023  yang berlangsung di Cambridge Hotel. 


Arieta menyampaikan, Bank Sumut telah berhasil mempertahankan aset dengan jumlah Rp 41 triliun. Angka ini tentunya mengalami peningkatan sebesar 0,4% atau setara dengan Rp16 miliar, Kamis (13/4/2023), Medan. 


Dari sisi aset, Bank Sumut berhasil menduduki posisi ke 6 dari seluruh Bank Pembangunan Daerah (BPD) di seluruh Indonesia. Walaupun capaian mengalami penurunan tipis dari yang sebelumnya pada posisi ke 5.


“Penurunan peringkat ini lebih karena utilisasi anggaran di tahun kemaren yang cukup besar. Sehingga mempengaruhi dana pihak ketiga (DPK) yang pada akhirnya mempengaruhi total aset. Namun secara umum, total aset kita bertumbuh,” ucapnya. 


Selain itu, dari sisi kredit, secara year on year (yoy) performa kredit Bank Sumut meningkat 11,1% atau setara Rp2,836 triliun dan hal ini merupakan capaian yang menggembirakan bagi Bank Sumut.


Hal ini juga dikarenakan, posisi Bank Sumut menempati posisi ke-5 dari seluruh BPD se Indonesia, dengan mencatatkan total kredit serta pembiayaan sebesar Rp 27,3 triliun.


Kemudian pada komposisi, kredit produktif Bank Sumut juga berhasil bertumbuh, walaupun kredit konsumsi masih mendominasi. Begitu pun, hal ini diklaim Eta juga sejalan dengan komitmen untuk menumbuhkan kredit produktifnya.


“Per Maret sudah berhasil mencapai komposisi di 45% (kredit produktif), yang sebelumnya di tahun lalu itu masih ada di 40%,” ucapnya. 


Lanjut dia lagi, bahwa Bank Sumut selalu berkomitmen untuk mencapai taget penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) yang secara yor per Maret 2022 lalu berjumlah Rp1,3 triliun. Sehingga outstanding pembiayaan KUR pun meningkat pula.


“Tahun ini ditargetkan  Rp1,5 triliun, kita upayakan untuk bisa kita capai. Dengan demikian outstanding KUR di Maret 2023 dibandingkan Maret tahun 2022, ini juga cukup besar pertumbuhannya sebesar 42,9%, sekarang ada di Rp1,9 triliun,” pungkasnya. 


Kemudian dari sisi dana pihak ketiga (DPK), Eta mengatakan Bank Sumut sedikit memgalami penurunan yang relative flat, yaitu 0,95%. Pada Maret tahun 2022, angka DPK Bank Sumut mencatatkan perlolehan angka Rp 34 triliun. Namun sayangnya di Maret tahun 2023, tercatat penurunan tipis di kisaran angka Rp33,7 triliun.


Meski begitu, dengan kondisi perkembangan digitalisasi Bank Sumut, Eta optimis Bank Sumut sudah memiliki strategi untuk meningkatkan pertumbuhan casa.


Kalau dilihat dari casa, komposisi DPK dari tabungan meningkat 2%, deposito masih mendominasi dengan 12,9% pertumbuhannya, dan giro menurun 19,4% yoy.


Secara umum, penurunan di DPK dinilai Eta dipicu oleh adanya penurunan giro. Sedangkan dari sisi deposannya, ritail masih mendominasi dengan perolehan angka 42%, pemerintah 34% dan korporasi 24%.


“Ini sejalan dengan rencana kita juga untuk menumbuhkan basis dana murah, yaitu casa dengan segmentasi retail,” cetusnya


Dari sisi laba, jika dibandingkan dengan Maret tahun lalu, Eta mengatakan Bank Sumut kita ingin mencapai laba sejumlah Rp 811 miliar hingga akhir tahun 2023. Kabar baiknya, hingga kuartal I ini, laba yang diperoleh sudah mencapai Rp 204 miliar.


“Ini bisa dilihat dari segi kinerja keuangan Bank Sumut tetap konsisten dan kita on track untuk mencapai target akhir tahun di Rp 811 miliar. Achievement juga jauh ya diatas, yaitu 122%,” imbuhnya lagi. 


Lalu dari sisi rasio, loan to deposit Ratio (LDR) Bank Sumut mencapai 84,46% yang dalam artian capaian tersebut cukup sehat dengan batas secara regulasi di 84%-94%.


“Jadi Penetrasi kita untuk pembiayaan yang ditopang oleh DPK, menunjukkkan tingkat rasio yang sehat,”


Untuk permodalan, adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), atau rasio kecukupan modal yang ada di angka 21,15%. Namun dibanding tahun sebelumnya, capaian itu sedikit meningkat dengan return yang totalnya 18,98%, dan akhir tahun lalu kita tutup return dengan 17, 24%. Sedangkan return on aset (ROA), posisinya tercatat berada di 2,40%


Ditambahkan dia lagi, bahwa rasio profitabilitas Bank Sumut ditunjukkan melalui NIM (Net Interest Margin) dan BOPO (Biaya Operasi Pendapatan Operasi). Bopo dari sisi efisiensi, adalah bagaimana Bank Sumut mengelola tingkat efisiensi yang tahun lalu 74,81%, tahun ini diturunkan menjadi 73,80%.


“NIM dibanding tahun lalu, maupun di Desember, tahun ini sedikit terkoreksi, tapi NIM 6,26% ini masih cukup tinggi. Terkoreksi karena memang dari sisi cost of fund kita mengalami peningkatan karena tingkat suku bunga yang di pasar itu meningkat,” ujarnya. 


Selanjutnya dari sisi resiko kredit, Bank Sumut mecatatkan angka 2,72% NPL Gross, dan 1,31% di NPL Nett.


Jika dibandingkan dengan perolehan tahun lalu secara yoy, kondisinya cukup membaik. Akan tetapi sedikit terkoreksi jika dibandingkan dengan posisi di Desember.


Secara likuiditas hal ini juga tercermin dari rasio AL dibanding NCO yang berada di angka 93,04%, dengan batas ketentuan adalah 50% dan Eta mengaku Bank Sumut capaiannya jauh diatas angka tersebut.


“Artinya secara tingkat likuiditas Bank Sumut sangat likuid. Yang bisa mengcover kebutuhan penarikan. Hal itu menunjukkan tingkat rasion likuiditas yang sangat sehat", tutupnya. (JB Rumapea)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar