Portofolio Investasi Butuh ‘Rebalancing’

 


MEDAN | elindonews.my.id


Para pemilik kendaraan pasti tahu, setelah melaju beberapa waktu, roda kendaraan perlu diseimbangkan kembali melalui teknik rebalancing di bengkel. Mungkin saja dalam perjalanan, roda sisi kanan mendapatkan tekanan lebih besar atau roda sebelahnya menghantam benda-benda di jalan raya yang membuat keseimbangannya berkurang. Demikian dikatakan Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia-BEI-Sumatera Utara-Pintor Nasution-dalam reales yang diterima elindonews.my.id tanggal 17 Desember 2022. 


Selanjutnya dia  mengatakan, begitupun dengan berinvestasi di pasar modal dalam satu periode-setahun misalnya, bisa saja portofolio yang disusun seorang investor komposisinya berubah karena nilai instrumen yang bergerak dinamis seiring waktu maka ketika seseorang berinvestasi, seringkali tiap aset memiliki tingkat pertumbuhan yang berbeda-beda. Oleh karena itu kata Pintor, ini mengakibatkan komposisi aset-aset penyusun portofolio menjadi berubah, sehingga tidak sesuai dengan yang apa yang awal diharapkan. 


Dikatakan, Istilah portofolio dalam investasi mungkin tidak asing bagi sebagian besar masyarakat. Kedua hal ini saling berkaitan dan memiliki peran penting dalam dunia pasar modal. Hal itu Portofolio investasi adalah kumpulan aset yang bisa berupa berbagai jenis aset seperti saham, obligasi atau surat utang negara, reksa dana, uang tunai, atau jenis investasi lainnya. 


Berdasarkan kepemilikan, portofolio investasi bisa dimiliki oleh individu, lembaga keuangan, perusahaan, atau manajer investasi. Untuk itu, dalam portofolio investasi bisa terdapat portofolio investasi yang lebih kecil, jika seorang investor berinvestasi ke banyak jenis instrumen dengan karakter yang berbeda-beda. Contoh portofolio investasi milik investor yang berisi instrumen pasar modal yaitu saham, obligasi dan deposito atau uang tunai.  


Portofolio dibuat kata Pintor, adalah untuk menetapkan tujuan invetasi dan menyesuaikan antara profil risiko investor, dengan jangka waktu investasi dan hasil investasi yang diharapkan seperti seorang investor merencanakan berinvestasi dalam jangka waktu lima tahun dengan tujuan untuk biaya sekolah anak. Bagi hasil yang diharapkan sebesar 50% selama lima tahun, sehingga nilai uang yang dialokasikan akan cukup untuk kebutuhan yang direncanakan, termasuk memperhitungkan angka inflasi biaya pendidikan di masa datang. 


Menurut Kepala Perwakilan BEI Sumut itu, berdasarkan hasil diskusi dengan penasihat investasi di perusahaan sekuritas tempat investor membuka rekening, individu tersebut disarankan untuk mendistribusikan dana sebesar 70 persen pada instrumen saham, 20 persen pada surat utang negara dan obligasi korporasi, serta selebihnya 10 persen selebihnya ditempatkan di deposito sehingga jika investor tersebut menempatkan  senilai Rp100 juta di awal tahun, sebesar Rp70 juta akan dialokasikan untuk  saham, kemudian sebesar Rp20 juta  dialokasikan pada obligasi, dan selebihnya sebesar Rp10 juta ditempatkan pada rekening deposito bank.


Kemudian lanjutnya seiring berjalannya waktu, maka terjadi kenaikan harga pada instrumen obligasi dan saham yang menyebabkan perubahan pada nilai investasi. Misalnya, 70 persen saham yang ada di portofolio harganya naik menjadi Rp80 juta, sedangkan nilai obligasi dan surat utang menjadi Rp30 juta dan di deposito tetap Rp10 juta. Sehingga komposisinya berubah menjadi saham 66,6 persen, obligasi dan surat utang 25 persen serta deposito 8,3 persen.


Agar portofolio kembali ke komposisi semula, maka posisi masing-masing instrumen harus dikembalikan ke rasio awal, yaitu sebesar 70:20:10. Hal ini bisa dilakukan katanya dengan cara menjual obligasi dan atau surat utang dan menambahkan dana investasi ke saham dan deposito yang nilainya berkurang. Dengan demikian, portofolio investasi akan kembali sesuai dengan perencanaan di awal investasi.


Secara umum, akhir tahun adalah waktu yang tepat untuk melakukan rebalancing portofolio. Dengan  komposisi portofolio investasi sudah bisa kembali seimbang seperti di awal tahun. Rebalancing portofolio ini juga bisa dilakukan dalam periode waktu yang lebih  singkat, misalnya setiap semester atau setiap kuartal dalam tahun berjalan. Salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah agar jika terjadi penurunan harga salah satu instrumen, tidak terlalu berpengaruh terhadap komposisi portofolio yang telah disusun sesuai tujuan investasi. 

-FR-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar