OJK Menilai Bank Kantor Pusat Sumatera Utara Berhasil Tingkatkan Kinerjanya



MEDAN | elindonews.my.id


Berdasarkan pemantauan Otoritas Jasa Keuangan-OJK-Kantor Regional lima Sumatera Bagian Utara per-Oktober 2022, Bank Umum yang berkantor pusat di Sumatera Utara, yang terdiri dari Bank Sumut dan Bank Mestika Dharma, memperlihatkan peningkatan kinerja intermediasi, tercermin dari pertumbuhan positif untuk total aset dan penghimpunan DPK masing-masing sebesar 6,15%, dan 4,77% secara yoy. 


Demikian Dikatakan Kepala Kantor OJK Regional Lima Sumbagut-Yusuf Ansori-mengatakan ketika memberi sambutan pada pembukaan media gathering di Sibolangit tanggal 15 Desember 2022 selanjutnya mengatakan, penyaluran kredit menunjukkan pertumbuhan yang relatif tinggi sebesar 12,68% yoy. Sudah melebihi proyeksi pertumbuhan 7,5% di akhir tahun. 


Adapun pertumbuhan tersebut disertai dengan profil risiko yang terjaga dengan rasio NPL gross sebesar 2,42%. Dikatakan, dalam menerapkan keuangan berkelanjutan, kedua bank tersebut juga telah menyalurkan kredit kepada UMKM sebesar Rp10,82 triliun dengan pertumbuhan yang relatif tinggi sebesar 11,42% yoy. 


Kedua bank umum tersebut juga tercatat menghasilkan perolehan laba yang baik, yang berkontribusi ke dalam pendapatan asli daerah. Per Oktober 2022, tercatat agregat laba tahun berjalan sebesar Rp1,12 triliun, meningkat signifikan 22,64% dibanding periode yang sama tahun lalu. Sementara, untuk  kinerja yang baik dari bank umum daerah, BPR/BPRS di Sumut juga memperlihatkan peningkatan kinerja yang baik, khususnya dalam kontribusinya menyalurkan kredit. Sejak Per Oktober 2022, total aset bertumbuh 9,76% yoy, penghimpunan DPK bertumbuh 8,52% yoy, dan penyaluran kredit/pembiayaan dapat didorong bertumbuh double digit sebesar 15,01% yoy.


Dari total penyaluran kredit Rp1,74 triliun, sebesar Rp1,21 triliun atau 69,71% dari total kredit disalurkan kepada UMKM, yang bertumbuh sebesar 15,08% yoy.  


Salah satu upaya yang OJK lakukan dalam memperkuat posisi BPR/BPRS adalah dengan mendorong proses merger, konsolidasi, dan akuisisi. Hingga saat ini, terdapat 53 bank dari yang sebelumnya 60 bank pada Desember 2020.


 Tujuannya adalah dalam memperkuat layanan, permodalan dan infrastruktur, serta mendukung upaya program pemerintah dalam rangka konsolidasi.

 

Untuk  Industri Keuangan Non Bank katanya berbagai lembaga pembiayaan non bank di Sumatera Utara terpantau dapat menyalurkan pembiayaan dengan pertumbuhan positif. 


Perusahaan Pembiayaan pada Oktober 2022 mencatatkan piutang pembiayaan sebesar Rp18,36 triliun dengan pertumbuhan yang relatif tinggi 16,79% yoy. Pembiayaan Investasi tercapai sebesar Rp5,63 triliun dan bertumbuh relatif tinggi sebesar 27,65% yoy, sementara Pembiayaan Modal Kerja bertumbuh dengan signifikan sebesar 136,02% yoy, meskipun dengan nominal pembiayaan yang lebih kecil yaitu Rp1,28 triliun. 


Selama tahun 2021 hingga 2022, penyaluran pembiayaan ini terus menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan, bukan hanya dari nominal piutang namun juga persentase pertumbuhan. Pertumbuhan 16,79% pada hingga pada Oktober 2022 merupakan pertumbuhan pembiayaan tertinggi sejak tahun 2018.Untuk pertumbuhan pembiayaan yang baik juga terlihat pada Perusahaan Modal Ventura yang bertumbuh 128,33% yoy menjadi Rp331,45 miliar tuturnya.


 Menyinggung pergadaian Swasta yang terdiri dari 13 perusahaan gadai mencatatkan total penyaluran pinjaman sebesar Rp47,57 miliar dengan pertumbuhan 52,80% yoy.


Lembaga Keuangan Mikro yang terdiri dari 1 LKM di Kota Gunungsitoli dan 1 Bank Wakaf Mikro di Kab. Deli Serdang juga memperlihatkan perkembangan yang potensial dengan pertumbuhan pembiayaan 29,94% yoy dengan total pembiayaan Rp5,02 miliar. Prinsip daripada LKM lebih berfokus dalam membantu masyarakat miskin produktif, sehingga secara nominal terlihat relatif kecil dibanding lembaga pembiayaan berbentuk perusahaan kata Kepala OJK Kantor Sumbagut.Dari  sisi platform digital lanjutnya industri start-up Fintech Lending atau lebih dikenal dengan nama pinjaman online masih berkembang dan konsisten bertumbuh. Terpantau total outstanding penyaluran pinjaman Fintech di Sumatera Utara tercapai sebesar Rp1,27 triliun, bertumbuh 85,35% yoy. 


Eksistensi industri Fintech secara konsisten bertumbuh di Sumatera Utara baik dari sisi peminjam ataupun pemberi pinjaman. Tercermin dari pertumbuhan akumulasi rekening lender atau pemberi pinjaman di Sumut bertumbuh 16,20% yoy dan akumulasi rekening borrower atau peminjam bertumbuh 45,64% yoy.


Untuk Industri Pasar Modal terus memperlihatkan perkembangan yang relatif baik dan semakin stabil. Jumlah investor pasar modal di Sumatera Utara per Oktober 2022 tercatat sebesar 458.286 rekening, bertumbuh 45,61% secara yoy. Jumlah investor terbanyak terdapat pada reksadana yang juga memiliki pertumbuhan tertinggi yaitu 49,92% yoy, diikuti dengan surat berharga negara dan saham. 


Sementara itu, setelah dipicu oleh euforia investasi saham di awal masa pandemi Covid-19 (akhir tahun 2020 dan awal tahun 2021), transaksi saham di Sumatera Utara saat ini menunjukkan pergerakan nilai yang cukup tinggi dibanding dengan pada saat pra pandemi.


Selama bulan Oktober 2022, tercatat jumlah transaksi bulanan sebesar Rp10,42 triliun. Sementara untuk rata-rata transaksi saham dari Januari hingga Oktober 2022 mencapai Rp12,71 triliun. Angka ini meningkat 139,36% dibanding tahun 2019 (periode pra pandemi) yang tercatat sebesar Rp5,31 triliun. Dapat dilihat bahwa peningkatan transaksi saham sudah terjadi secara konsisten. Hal ini juga mengindikasikan bahwa masyarakat Sumatera Utara telah menjadi lebih terliterasi akan pasar modal dan investasi saham.


Selain dari sisi investor, OJK juga mendukung perkembangan emiten dengan senantiasa mendorong perusahaan untuk melakukan IPO. Hingga saat ini, terdapat 11 emiten di Sumatera Utara, dengan penambahan di tahun 2022 sebanyak 2 emiten, yaitu di bulan April dan bulan Agustus 2022. Untuk  fungsi pelayanan publik serta meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Sumatera Utara, OJK Kantor Regional 5 Sumatera Bagian Utara tetap senantiasa menjalankan fungsi perlindungan konsumen di masa pandemi dengan menerima dan menindaklanjuti pengaduan nasabah jasa keuangan, sambil menjalankan protokol kesehatan khusus dengan ketat.


Dalam periode Januari hingga November 2022, terdapat total 654 pengaduan konsumen jasa keuangan Sumatera Utara yang diterima dan ditindaklanjuti OJK KR 5, baik yang melalui APPK (Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen) maupun datang langsung ke KR 5 Sumbagut. Pengaduan terbanyak berasal dari nasabah Perbankan sebanyak 317 pengaduan, diikuti dengan nasabah Asuransi sebanyak 153 pengaduan dan Perusahaan Pembiayaan sebanyak 112 pengaduan.


OJK juga dengan rutin melakukan sosialisasi terkait produk dan jasa keuangan ataupun pengetahuan keuangan umum kepada berbagai lapisan masyarakat di Sumatera Utara. Upaya ini dilakukan baik secara virtual ataupun secara tatap muka di seluruh kabupaten dan kota di Sumatera Utara.


Berbagai kegiatan yang dilakukan secara virtual terdiri dari Webinar Series “Bareng OJK KR5 Bincang-Bincang Melek Finansial” disingkat sebagai Bobba Massal yang mendatangkan beragam influencer finansial lokal ataupun ibu kota dan Talkshow Keuangan di berbagai radio.


Adapun beberapa kegiatan tatap muka terdiri dari OJK Mengajar, Kelas Sosialisasi, SIMOLEK (Si Mobil Literasi Edukasi Keuangan) on the road, dan SLIK on the road yang diselenggarakan langsung di kabupaten dan kota tujuan. Selain itu, terdapat juga berbagai expo berskala besar seperti Hari Indonesia Menabung dan Pasar Keuangan Rakyat yang diadakan setiap tahun di Kota Medan kata Yusuf Ansori.


OJK bersama TPAKD Sumatera Utara juga senantiasa meluncurkan berbagai program dalam rangka peningkatan literasi dan perluasan akses keuangan. Terdapat beberapa capaian penting dalam program kerja tersebut berdasarkan pemantauan per Triwulan III tahun 2022. Pada Media Gathering itu melalui program Satu Rekening Satu Pelajar atau KEJAR, tercatat sebanyak 3.009.762 pelajar atau 87,44% dari total 3.437.075 pelajar total SD/SMP/SMA di Sumatera Utara telah memiliki rekening tabungan di bank, melampaui target nasional 80% di tahun 2022.


Melalui program One Village One Agent atau OVOA, tercatat sebanyak 5.741 atau 93,96% dari total 6.110 desa/kelurahan di Sumatera Utara telah mendapatkan akses Agen Laku Pandai.


Melalui program BUMDes Go Digital, tercatat sebanyak 26 BUMDes sudah menjadi agen Laku Pandai. Dalam program ini, Pemerintah Daerah secara intensif melakukan penjajakan kepada BUMDes/BUMDesma agar dapat menjadi agen lakupandai dalam rangka meningkatkan akses keuangan serta tambahan pendapatan bagi BUMDes/BUMDesma.


Yusuf Ansori juga menjelaskan, setiap tiga tahun, OJK menyelenggarakan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan atau SNLIK untuk mengukur indeks literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia. SNLIK 2022 dilaksanakan mulai Juli hingga September 2022 di 34 provinsi yang mencakup 76 kota/kabupaten dengan jumlah responden sebanyak 14.634 orang yang berusia antara 15 s.d. 79 tahun.


Sebagaimana di tahun-tahun sebelumnya, parameter dan indikator yang digunakan untuk mengukur indeks literasi keuangan adalah pengetahuan, keterampilan, keyakinan, sikap dan perilaku, sementara untuk indeks inklusi keuangan adalah penggunaan (usage).


Hasil SNLIK 2022 menunjukkan indeks literasi keuangan masyarakat Sumatera Utara sebesar 51,69%, meningkat cukup signifikan dibanding tahun 2019 yang hanya 37,96%, atau terdapat peningkatan 13,73%. 


Setelah 2 periode survei sebelumnya berada di bawah nasional, pada tahun ini indeks literasi keuangan Sumatera Utara melebihi indeks secara nasional yaitu 49,68%.


Sementara indeks inklusi keuangan Sumatera Utara tercatat sebesar 95,58% atau yang tertinggi diantara seluruh provinsi selain Ibu Kota Negara (DKI Jakarta).


Indeks ini juga mengalami peningkatan dibanding tahun 2019 yang sebenarnya sudah tercapai cukup tinggi yaitu 93,98%, atau terdapat peningkatan 1,60%.


Peningkatan indeks literasi dan inklusi keuangan ini merupakan hasil kerja sama dan sinergi yang baik antara OJK, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Kementerian/lembaga terkait, Industri Jasa Keuangan, dan tentunya tidak lepas dari upaya bapak dan ibu Rekan Wartawan dalam melakukan pemberitaan, yang secara langsung maupun tidak langsung menjadi wadah literasi yang masif bagi masyarakat Sumatera Utara. Untuk.


Penanganan pengaduan dan permintaan informasi dari konsumen, ataupun kegiatan dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan merupakan bentuk pelayanan publik oleh OJK secara langsung ataupun tidak langsung .


OJK juga mendorong transformasi industri jasa keuangan agar mengedepankan pertumbuhan yang berkelanjutan dengan menyeleraskan aspek ekonomi dengan aspek sosial dan lingkungan hidup.


Tema yang diusung kali ini “Kolaborasi Pelayanan Publik dan Keuangan Berkelanjutan” merupakan cerminan bahwa tugas OJK tidak hanya berfokus pada perkembangan sektor jasa keuangan, namun juga mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan usaha dan lingkungan di masa depan.


Salah satu capaian dalam hal ini adalah peningkatan indeks literasi dan inklusi keuangan Sumatera Utara yang telah kami sampaikan sebelumnya. Hal ini merupakan milestone keberhasilan bagi Provinsi Sumatera Utara yang boleh kita berikan apresiasi, namun dengan mengingat bahwa masih terdapat berbagai milestone keberhasilan lainnya yang bisa kita capai. Salah satunya adalah menutup gap antara indeks literasi dan inklusi keuangan. 


Kolaborasi tentunya merupakan kata kunci dalam terwujudnya hal tersebut. Bersama dengan pemerintah, Ombudsman dan instansi terkait lainnya, dan tentunya dengan bapak ibu rekan media, mari kita bersama memberikan pelayanan dan kontribusi yang terbaik bagi masyarakat Sumatera Utara.-FR-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar