MEDAN | elindonews.my.id
Tahun 2022 ini merupakan tahun pemulihan bagi Indonesia, baik dari segi kesehatan dan ekonomi, dari dampak masifnya pandemi Covid-19. Hal ini merupakan hal yang menggembirakan dan membanggakan mengingat tren pemulihan tersebut tidak mengalami perlambatan, bahkan terus meningkat hingga di penghujung tahun 2022, terutama di tengah tekanan dan pelemahan ekonomi dan inflasi global yang tinggi.
Seiring dengan hal tersebut, kondisi sektor jasa keuangan di Indonesia juga terus menunjukkan tren pemulihan kinerja di segala sektor. Dari sektor perbankan, tercatat perkembangan kredit pada Oktober 2022 tumbuh relatif stabil 12,14% yoy.
Secara umum, stabilitas sektor jasa keuangan Sumatera Utara, yang terdiri dari 109 entitas Perbankan, 84 entitas Pasar Modal, dan 188 entitas IKNB, pada posisi Oktober 2022 memperlihatkan perkembangan yang baik sehingga dapat terus berperan besar dalam mendorong pemulihan ekonomi provinsi, khususnya pada kinerja intermediasi perbankan yang secara stabil bertumbuh positif.
Sektor perbankan Sumatera Utara yang terdiri dari 2 bank berkantor pusat, 56 bank berkantor cabang, dan 53 BPR/BPRS pada Oktober 2022 kembali mencatatkan pertumbuhan yang positif. Total aset tercatat sebesar Rp333,06 Triliun dengan pertumbuhan sebesar 5,29% yoy. Penghimpunan dana pihak ketiga juga bertumbuh sebesar 4,52% yoy menjadi Rp305,77 Triliun.
Sementara itu, penyaluran kredit/pembiayaan oleh bank yang berlokasi di Sumatera Utara tercatat sebesar Rp.224,31 triliun dengan pertumbuhan 1,76% yoy. Demikian dikatakan Kepala Kepala Kantor Jasa Keuangan-OJK-Regional lima Sumatera Bagian Utara-Yusuf Ansori-dalam acara Media Gathering yang bertema Kolaborasi Pelayanan Publik dan Keuangan Berkelanjutan yang berlangsung dikota Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara tgl 15-16 Desember 2022 selanjutnya mengatakan, terhadap struktur kredit terdiri dari 70,93% kredit produktif dan 29,07% kredit konsumtif dengan pertumbuhan kredit tersebut ditopang oleh kredit investasi bank umum yang bertumbuh 9,46% yoy menjadi Rp61,46 triliun dan kredit kepemilikan rumah tinggal yang bertumbuh 10,14% yoy menjadi Rp20,38 triliun.
Jika dibandingkan dengan tren historis dari Desember 2021 yang lalu, kredit investasi justru mengalami kontraksi yang paling dalam. Hal ini menunjukkan sektor dunia usaha di Sumut sudah bergerak pulih dan mulai melakukan ekspansi usaha yang sigfnifikan. Dikatakan, saat kredit dapat didorong untuk bertumbuh, profil risiko perbankan juga tetap dapat dijaga dengan baik, tercermin dari rasio NPL gross yang turun hingga di bawah 3%, yaitu sebesar 2,48%.Menurut Yusuf yang pada pembukaan didampingi stafnya Anton Purba untuk UMKM, ada peningkatan penyaluran kredit dan dukungan finansial terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM menjadi aspek penting bukan hanya dalam mendukung pemulihan ekonomi namun juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengingat bahwa sektor UMKM menyerap 97% tenaga kerja secara nasional (menurut Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah tahun 2020).
Hal tersebut juga yang menjadi salah satu dasar bagi OJK dalam menempatkan UMKM sebagai salah satu kategori usaha berkelanjutan, sesuai POJK Keuangan Berkelanjutan (POJK No. 51/POJK. 03/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik). Selain itu ia juga mengatakan, sebagai informasi singkat, Keuangan Berkelanjutan adalah dukungan menyeluruh dari sektor jasa keuangan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dengan menyelaraskan kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup.
Sejak pandemi covid-19 terjadi, sektor UMKM mengalami penurunan kinerja hingga Desember 2020 yang menyebabkan peningkatan tingkat pengangguran secara masif. Dan akhirnya di awal tahun 2021, kredit UMKM mulai meningkat dan terus bertumbuh pesat terutama selama tahun 2022.
Hal ini terlihat dari share kredit UMKM terhadap total kredit yang terus meningkat setiap tahunnya, mulai dari 26,80% pada tahun 2020, 31,07% pada tahun 2021, dan sebesar 32,11% pada Oktober 2022. Adapun angka tersebut sudah melebihi angka 30% yang merupakan target share kredit UMKM nasional yang ditetapkan oleh presiden RI.
Peningkatkan share kredit UMKM tersebut didukung oleh penyaluran kredit yang terus bertumbuh dengan pesat, dimana per Oktober 2022 tercatat pertumbuhan sebesar 16,26% yoy.
Terhadap Perbankan: Bank Daerah
Berdasarkan pemantauan per Oktober 2022, Bank Umum yang berkantor pusat di Sumatera Utara, yang terdiri dari Bank Sumut dan Bank Mestika Dharma, memperlihatkan peningkatan kinerja intermediasi, tercermin dari pertumbuhan positif untuk total aset dan penghimpunan DPK masing-masing sebesar 6,15%, dan 4,77% secara yoy.
Penyaluran kredit menunjukkan pertumbuhan yang relatif tinggi sebesar 12,68% yoy. Sudah melebihi proyeksi pertumbuhan 7,5% di akhir tahun.
Adapun pertumbuhan tersebut disertai dengan profil risiko yang terjaga dengan rasio NPL gross senbesar 2,42%.
Dalam menerapkan keuangan berkelanjutan kata Kepala OJK Regional 5 itu, kedua bank tersebut juga telah menyalurkan kredit kepada UMKM sebesar Rp10,82 triliun dengan pertumbuhan yang relatif tinggi sebesar 11,42% yoy.
Kedua bank umum tersebut juga tercatat menghasilkan perolehan laba yang baik, yang berkontribusi ke dalam pendapatan asli daerah dimana per Oktober 2022, tercatat agregat laba tahun berjalan sebesar Rp1,12 triliun, meningkat signifikan 22,64% dibanding periode yang sama tahun lalu. -FR-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar