MEDAN | elindonews.my.id
Target pengguna QRIS untuk Oktober 2022 sebanyak 980.000 orang saat ini telah tercapai sebesar 957.856 orang atau 97.74 persen. Hal ini dibenarkan oleh Kepala Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPw BI) Sumatera Utara (Sumut), Doddy Zulverdi, saat Bincang bincang Media (BBM), di gedung Bank Indonesia (BI), Jumat (25/11/2022), Medan.
Lanjut Doddy lagi, untuk penambahan merchant QRIS di periode Oktober 2022 telah menunjukkan angka 922 ribu. Dimana penyebaran merchant QRIS berpusat pada kota besar yang memiliki jaringan infrastruktur memadai seperti Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang.
Ini dilakukan sebagai upaya mendorong perluasan implementasi QRIS di Pasar Tradisional yang menjadi piloting program Sehat, Inovatif, dan Aman Pakai QRIS atau S.I.A.P QRIS, KPw BI Sumut bersinergi bersama PJP terhadap perbankan atau non yang melakukan edukasi serta fasilitasi pendaftaran QRIS kepada pedagang di tiga pasar yakni Pasar Sukaramai, Pusat Pasar, dan Pasar Perbaungan.
Kegiatan tersebut juga dilakukan Kampanye Bijak dan Pasar Murah Dengan QRIS sebagai upaya pengendalian inflasi (GNPIP) menjelang HBKN 2022, tutur Doddy Zulverdi.
"Disisi lain juga berharap dapat mendukung kematangan ekosistem digital Sumut untuk kedepannya", harapnya.
Menurut Doddy, kenaikan suku bunga sebagai langkah front loaded, pre-emptive, dan forward looking guna menurunkan ekspektasi inflasi saat ini masih tinggi dan memastikan inflasi inti ke depan kembali ke dalam sasaran 3,0±1% lebih awal yaitu ke paruh pertama 2023, dengan memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah agar seiring dengan nilai fundamental akibat kuatnya mata uang dolar AS juga tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, di tengah peningkatan permintaan ekonomi domestik tetap kuat.
Sambung Doddy, bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas sebagai momentum pemulihan ekonomi yakni: Memperkuat operasi moneter melalui kenaikan struktur suku bunga di pasar uang sesuai dengan kenaikan suku bunga BI7DRR untuk menurunkan ekspektasi inflasi serta memastikan inflasi inti kembali ke sasarannya lebih awal.
Dengan memperkuat stabilisasi nilai tukar Rupiah tetap berada di pasar sebagai bagian dari upaya pengendalian inflasi, terutama imported inflation, melalui intervensi di pasar valas baik melalui transaksi spot, Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), serta pembelian/penjualan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.
Kemudian melanjutkan penjualan/pembelian SBN di pasar sekunder untuk memperkuat transmisi kenaikan BI7DRR dalam meningkatkan daya tarik imbal hasil SBN bagi masuknya investor portofolio asing guna memperkuat stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Menerbitkan instrumen suku Bank Indonesia (SukBI) dengan menggunakan underlying berupa surat berharga pembiayaan inklusif (SukBI inklusif) dan diakui sebagai Surat Berharga Pembiayaan Inklusif (SBPI), sejalan dengan komitmen Bank Indonesia untuk terus mendukung pembiayaan inklusif serta pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.
Melanjutkan kebijakan transparansi Suku Bunga Dasar Kredit dengan kebijakan dengan melakukan pendalaman asesmen terkait respon suku bunga perbankan terhadap suku bunga kebijakan.
Terus mendorong penggunaan QRIS dan melanjutkan pengembangan fitur serta layanan QRIS termasuk perluasan QRIS antarnegara seiring dengan telah tercapainya target 15 juta pengguna baru QRIS pada Oktober 2022.
Disisi lain juga mendorong inovasi sistem pembayaran termasuk melanjutkan akseptasi BI-FAST kepada masyarakat melalui perluasan kepesertaan dan kanal layanan komunikasi yang berkelanjutan.
(JB Rumpet)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar