Terlalu, Yayasan Pendidikan Eka Parasetya Manfaatkan Siswa SD Bersihkan Dinding Klas Akibatnya begini jadinya....



MEDAN | elindonews.my.id


    Seorang siswa Klas 2 SD Eka Prasetya, Selasa 26/4 menjadi korban terjatuh dari atas meja ketika membersihkan dinding ruang belajar sekolah.


    Siswa yang dipanggil Helmus (11) ini menuturkan, pada hari itu saat jam belajar, dia disuruh guru klasnya bernama Lamtiar untuk membersihkan dinding sekolah yang kotor.


    Ntah bagaimana, mungkin meja tempat berpijaknya sudah rapuh, tiba-tiba dia terjatuh dan mengalami memar pada bagian paha. Menurut Helmus, saat itu dia tidak memberitahu tentang memar itu kepada gurunya.



    Helmus adalah salah seorang anak asuh di Panti Asuhan yang beralamat di Jalan Tanjung Raya Gang Prajurit Desa Manunggal, Kec. Labuhan Deli. Mengetahui hal itu, Laia pengurus Panti Asuhan, mencoba konfirmasi kepada kepala sekolah. Dari hasil konfirmasi itu, Laia malah dituding telah mengintimidasi sianak agar berbohong dan mengatakan terjatuh karena disuruh bersihkan dinding sekolah, padahal luka memar itu sudah ada sebelumnya, kata Kepala sekolah via WA.


     Awak media ini, yang mendengar berita tentang anak SD diberdayakan bersihkan dinding sekolah, coba konfirmasi langsung. Dan menurut keterangannya, benar dia disuruh guru bersihkan dinding pada jam belajar, pada saat sebagian besar siswa lainnya sedang belajar.



    Ketika hal itu ditanyakan kepada Kepala sekolah, Rabu 27/4, diperoleh penjelasan berbeda. Menurut Guru klas, Lamtiar Tobing didampingi Kepala SD, marga Hutagalung dan Wakil marga Situmorang, bahwa mereka tidak ada menyuruh Helmus bersihkan dinding. Justru Helmus lah yang punya inisiatip membersihkan dinding, kata Lamtiar dan serta merta memanggil para siswa lainnya untuk memberi kesaksian. Ketika elindonews bertanya, "kenapa sianak tidak dilarang bersihkan dinding" mengingat UU No.35/2014.? Lamtiar tidak bisa menjawab.


    Sementara itu, Situmorang yang mengaku wartawan mengatakan, kalau memang dia terjatuh disekolah, disini bisa diobati, karena disini ada Klinik, ujarnya dengan nada tinggi seolah-olah tidak senang kalau kejadian itu melebar sampai kepada wartawan.


    Kepala SD br Hutagalung juga mengatakan, bahwa kejadian itu tidak benar. Masalah mereka belajar disini, memang saya yang minta dengan pembayaran uang sekolah 50 persen dari siswa lainnya. Dan diakuinya juga kalau dia ada menuding pengurus Yayasan telah mengintimidasi sianak.


    Sementara itu, Laia pengurus Yayasan Panti Asuhan, merasa sangat kecewa atas perlakuan para guru SD disitu, yang menyuruh anak-anak membersihkan dinding ruang belajar sekolah. Memangnya, pihak sekolah tidak punya pekerja khusus untuk itu.?tanya Laia.


    Selain itu, Laia juga mempersoalkan biaya sekolah yang dibayarnya untuk 31 siswa setiap bulan. Saya bayar tiap bulan, padahal sekolah dapat bantuan dana BOS. Dana BOS itukan untuk meringankan beban orangtua siswa, agar anak-anak bisa mengecam pendidikan wajib belajar 9 tahun, kata Laia. (E_01)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar