Kementerian Keuangan Menjawab Tantangan Dampak Perubahan Iklim Terhadap Perekonomuan Dan Pertanian Sumateta Utara

Kementerian Keuangan Menjawab Tantangan Dampak Perubahan Iklim  Terhadap Perekonomuan Dan Pertanian Sumateta Utara



Medan | Elindonews.my.id


Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara melaksanakan kegiatan Seminar Ekonomi Dampak Perubahan Iklim Terhadap Ekonomi dan Pertanian Regional Sumatera Utara. 


Dalam kegiatan tersebut, yang menjadi narasumber dari Local Expert Kemenkeu Sumatera Utara, Akademisi USU, dan Kepala UPTD Perlindungan Tanaman Pangan Hortikultura dan Pengawasan Mutu Keamanan Pangan Sumatera Utara. Narasumber dan Peserta yang hadir memberikan pandangan mereka mengenai tantangan yang dihadapi serta langkah-langkah strategis yang perlu diambil untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.


Dalam sambutannya, Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara,, Syaiful menyampaikan Perubahan iklim memberikan ancaman utama di berbagai aektor, baik ekonomi maupun pertanian khususnya di Sumatera Utara karena pertanian merupakan penopang utama bagi perekonomian. 


Di sektor pertanian perubahan iklim dapat mempengaruhi pola tanam dan masa panen raya, peningkatan frekuensi dan intensitas bencana, perubahan kesuburan tanah dan ketersediaan air, dan munculnya hama dan penyakit tanaman baru. Dampak tersebut mempengaruhi produktifitas pertanian dan ketahanan pangan, serta kesejahteraan petani yang menurun, katanya Kamis, 01/08/24.


Tentunya kegagalan produktifitas pertanian akan meningkatkan harga pangan karena ketersediaan pasokan juga mengalami penurunan yang akan menyebabkan terjadinya inflasi.


Perubahan pola perdagangan baik regional maupun global karena pergeseran perubahan zona produksi pangan akan mempengaruhi keunggulan komparatif, Peningkatan biaya investasi khususnya untuk infrastruktur dan penelitian, dan potensi migrasi penduduk berupa urbanisasi karena kekurangan lahan pertanian yang produktif.


Dalam penutupnya, Syaiful mengajak untuk menjadikan seminar ini sebagai langkah awal untuk mampu membangun masa depan ekonomi yang lebih tangguh dan berkelanjutan bagi generasi kita yang medatang. Ibu Herfita Rizki Hasanah Gurning, SE, M.Ec.Dev, selaku Dosen Tetap Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara, memaparkan bahwa perubahan iklim diartikan sebagai perubahan kondisi fisik atmosfer bumi yang meliputi fluktuasi suhu dan distribusi curah hujan. Sejak abad ke-19, aktivitas manusia seperti industri, energi, transportasi, pertanian, dan penggunaan lahan telah mempercepat perubahan ini, menyebabkan dampak serius seperti kekeringan, banjir, dan penurunan keanekaragaman hayati. 


Jejak ekologis per kapita di Indonesia mencapai 1,7 hektar global (gha), melebihi biokapasitas per kapita sebesar 1,2 gha, menunjukkan konsumsi sumber daya yang tidak berkelanjutan. Analisis menunjukkan korelasi negatif antara suhu dan curah hujan dengan pertumbuhan ekonomi, serta kecenderungan rendahnya produktivitas dan pertumbuhan ekonomi di daerah dengan risiko bencana tinggi. Adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, termasuk pendidikan lingkungan.

(Taulim PM/rel)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar